Fadly Alberto Ungkap Penyebab Pemain Timnas U-17 Gugup Saat Lawan Brasil di Piala Dunia
- FIFA
Ringkasan Berita:
Fadly Alberto mengakui beberapa pemain Timnas Indonesia U-17 gugup saat menghadapi Brasil karena tekanan dan tempo permainan tinggi.
Meski kalah telak 0-4, skuad Garuda Muda tetap menerapkan strategi serangan balik cepat sesuai instruksi pelatih.
Tim kini fokus penuh menghadapi Honduras dalam laga hidup-mati demi menjaga asa lolos ke babak 32 besar.
Gadget – Penyerang muda Timnas Indonesia U-17, Fadly Alberto Hengga, menilai kekalahan 0-4 dari Brasil menjadi pelajaran berharga bagi seluruh skuad Garuda Muda di ajang Piala Dunia U-17 2025. Meski hasilnya mengecewakan, pemain Bhayangkara FC itu menegaskan bahwa pengalaman menghadapi tim besar seperti Brasil sangat berharga bagi perkembangan tim.
Menurut Fadly, sejak awal pertandingan di Aspire Academy, Doha, tekanan Brasil terasa luar biasa. Tim Samba muda bermain dengan pressing ketat, tempo cepat, dan penguasaan bola yang dominan. “Brasil main dengan pressing yang sangat rapat dan cepat, tapi kami juga berusaha menjalankan apa yang sudah dilatih sebelumnya,” ujar Fadly usai laga.
Tim asuhan Nova Arianto itu sebenarnya tetap berupaya menerapkan pola build-up permainan dan mengandalkan serangan balik cepat untuk menembus pertahanan lawan. Namun, perbedaan kualitas dan kecepatan membuat Garuda Muda kesulitan mengimbangi gaya main Brasil.
Faktor Gugup Jadi Kendala di Lapangan
Fadly tak menampik bahwa beberapa pemain sempat gugup menghadapi atmosfer besar dan nama besar tim lawan. “Wajar kalau ada yang nervous atau kaget. Brasil itu main cepat dan kuat secara fisik,” ungkapnya.
Ia menegaskan, rasa gugup itu bukan karena kurangnya kemampuan, melainkan akibat tekanan psikologis dari level pertandingan yang tinggi. Meski demikian, ia menyebut bahwa semangat tim tetap terjaga berkat dukungan satu sama lain. “Kami selalu saling menyemangati di lapangan, biar nggak ada yang merasa bersalah atau jatuh mental,” tambah Fadly.
Nova Arianto disebut terus mengingatkan anak asuhnya agar tidak kehilangan kepercayaan diri. Kekalahan dari tim besar seperti Brasil diharapkan menjadi proses pembelajaran, bukan alasan untuk menyerah.