Ini Kronologis Lengkapnya! Bentrokan Ormas dan Debt Collector Ricuh di Daan Mogot
- Tangkapan layar unggahan Instagram @pokdar_kapuk
Korban dan Kericuhan: Satu Orang Terluka Parah
Di tengah baku lempar, seorang anggota ormas terlihat tergeletak di tengah jalan dalam kondisi bersimbah darah.
“Ada tadi satu, geletakan tuh di tengah jalan berdarah-darah, dari si ormasnya kalau enggak salah,” ungkap Irma.
Belum diketahui pasti apakah luka tersebut akibat pukulan, lemparan benda tumpul, atau senjata tajam. Polisi juga belum merinci jumlah korban dari kedua belah pihak, hanya menyatakan bahwa ada luka ringan hingga sedang di kedua kubu.
Respons Cepat Polisi: Mediasi di Polsek Cengkareng
Tak lama setelah bentrokan pecah, aparat Polsek Cengkareng tiba di lokasi dan berhasil membubarkan massa.
“Setelah ada polisi, baru adem, terus udah deh masuk ke dalam mereka, ditengahin di dalam biar enggak macet jalanan,” kata Irma.
Iptu Aang Kaharudin, Kanit Reskrim Polsek Cengkareng, membenarkan bahwa bentrokan melibatkan ormas BPPKB dan kelompok matel. Kedua pihak kini sedang menjalani proses mediasi di Mapolsek untuk mencegah eskalasi lebih lanjut.
Sementara itu, Kapolres Metro Jakarta Barat AKBP Tri Suhartanto menegaskan bahwa insiden ini berawal dari kesalahpahaman, bukan konflik berlatar ideologi atau dendam lama.
“Jadi informasi yang didapat, ini berawal dari kesalahpahaman dari kedua kelompok ini, hingga terjadi perselisihan dan mereka melakukan penyerangan ke tempat salah satu kelompok berada,” jelas Tri.
Ia juga menjamin situasi kini sudah kondusif dan damai, serta mengimbau masyarakat tidak terprovokasi oleh informasi simpang siur di media sosial.
Analisis: Mengapa Bentrokan Ormas dan Matel Kerap Terjadi di Jakarta?
Insiden di Cengkareng bukan yang pertama. Dalam lima tahun terakhir, setidaknya 12 kasus serupa tercatat di Jakarta dan sekitarnya. Ada tiga faktor utama yang membuat konflik ini terus berulang:
1. Praktik Penagihan yang Tidak Profesional
Banyak debt collector menggunakan cara-cara intimidatif dan main hakim sendiri, seperti menarik kendaraan di tempat umum tanpa pemberitahuan resmi atau kehadiran pihak leasing.
2. Solidaritas Kelompok yang Tinggi
Ormas dan komunitas motor kerap memiliki ikatan emosional kuat. Ketika salah satu anggotanya merasa “dihina” atau “dirugikan”, reaksi kolektif meski tidak rasional menjadi norma sosial.