Andik Vermansah Ungkap Alasan Tolak Klub Rival Persebaya dan Pilih Garuda Yaksa, Kisah Aslinya Bikin Kaget
- x.com
Ringkasan Berita:
Andik menolak tawaran dari klub rival Persebaya karena masih berharap bisa kembali ke Bajul Ijo ketika waktunya tepat.
Ia memilih Garuda Yaksa setelah memahami proyek jangka panjang serta potensi pemain muda yang dinilai menjanjikan.
Pengalaman stabilnya liga di Malaysia hingga kenangan pahit bersama timnas turut membentuk keputusannya dalam melanjutkan karier.
Gadget – Mantan winger Timnas Indonesia Andik Vermansah kembali menarik perhatian publik setelah memberikan penjelasan terbuka mengenai sejumlah keputusan penting dalam perjalanan kariernya. Dalam sebuah sesi podcast, ia membeberkan alasan pernah menolak bergabung dengan klub yang dikenal sebagai rival Persebaya. Keputusan itu diambil bukan semata soal prestise, melainkan pertimbangan pribadi yang berkaitan dengan perjalanan profesional dan ikatan emosionalnya dengan Persebaya.
Andik menyebut rumor tentang peluang kembali ke Persebaya sebenarnya sudah muncul sejak ia masih memperkuat Selangor FC di Malaysia. Namun ia menegaskan keputusan pulang tidak selalu bisa dilakukan begitu saja karena bergantung pada kebutuhan tim. Ia tidak ingin memaksakan situasi jika Persebaya belum membutuhkan tambahan pemain di posisi yang ia tempati.
Ia mengakui pernah mendapatkan tawaran dari sejumlah tim besar di kompetisi domestik, termasuk klub yang sering dianggap lawan tradisional Persebaya. Meski begitu, ia memutuskan untuk tidak menerima tawaran tersebut karena merasa masih memiliki harapan untuk kembali berseragam Bajul Ijo. Bagi Andik, sepak bola bukan sekadar pekerjaan. Ia membawa rasa keterikatan dengan kota, suporter, dan sejarah panjang yang pernah ia jalani bersama Persebaya.
Ia menggambarkan pilihan tersebut sebagai sebuah sikap yang lahir dari rasa hormat terhadap perjalanan kariernya. Menurutnya, menjadi pemain profesional berarti siap ditempatkan di mana saja, tetapi ada beberapa keputusan yang tidak bisa dilepaskan dari hati. Hal itu membuatnya harus menolak kesempatan yang sebenarnya cukup besar demi menjaga integritas pilihan hidupnya.
Pada saat yang sama, Andik juga menegaskan bahwa ia tetap harus bersikap profesional karena sepak bola merupakan sumber penghidupan bagi dirinya dan keluarga. Ia mengaku tidak bisa bergantung hanya pada keinginan pribadi tanpa mempertimbangkan kondisi tim yang mungkin belum membutuhkan jasanya.
alasan memilih garuda yaksa dan pengalaman di luar negeri
Setelah melalui sejumlah pertimbangan, Andik akhirnya menjatuhkan pilihan untuk bergabung dengan Garuda Yaksa. Ia menyebut keputusan itu tidak diambil secara terburu-buru. Ia sempat melakukan komunikasi dengan manajemen klub serta mempertimbangkan arah pembangunan tim yang dilihat cukup menjanjikan untuk jangka panjang.
Andik menilai adanya semangat baru di dalam tubuh Garuda Yaksa. Ia melihat bahwa klub ini memiliki program yang terstruktur untuk mengembangkan pemain muda sekaligus menciptakan lingkungan yang kompetitif. Faktor itu menjadi salah satu alasan utama yang membuatnya tertarik. Dalam pandangannya, sebuah tim yang punya visi jangka panjang adalah tempat yang tepat untuk melanjutkan karier, terutama bagi pemain yang ingin memberi contoh bagi generasi berikutnya.
Ia mengungkap bahwa sebelum memutuskan bergabung, ada lima klub yang masuk dalam pertimbangannya. Setelah menilai kebutuhan personal, target karier, dan peluang untuk berkembang di masa depan, Garuda Yaksa menjadi pilihan paling sesuai.
Selain membahas masa depannya, Andik turut menyinggung pengalamannya saat bermain di Malaysia bersama Selangor FA dan Kedah FA. Ia menilai liga di Malaysia memiliki penataan yang lebih stabil, terutama soal jadwal pertandingan yang jarang mengalami perubahan mendadak. Stabilitas itu membuat persiapan tim dan pelatih lebih terstruktur sehingga pemain bisa menjaga ritme permainan dengan baik.
Meski merasakan kenyamanan bermain di luar negeri, Andik akhirnya pulang ke Indonesia karena rindu kampung halaman serta ingin menjalankan sejumlah rencana pribadi. Ia mengatakan bahwa keputusan kembali ke Indonesia bukan karena kondisi kompetisi di luar, melainkan kebutuhan kehidupan yang lebih bersifat emosional.
karier di indonesia dan kenangan bersama timnas
Setelah kembali ke tanah air, Andik sempat memperkuat Persiraja Banda Aceh. Ia berperan cukup besar dalam upaya tim tersebut untuk naik kasta ke Liga 1 meski akhirnya gagal. Kegagalan itu disebutnya sebagai salah satu pengalaman paling menyesakkan sepanjang karier. Ia merasa tim sudah bekerja keras, tetapi hasil tidak berpihak. Meski begitu, ia mencoba menerima kenyataan tersebut walaupun prosesnya tidak mudah.
Sebagai pemain yang kini memasuki usia senior, Andik mengaku terus menjaga kondisi fisik agar tetap mampu bersaing dengan pemain muda. Ia mengatakan bahwa performa tidak datang begitu saja. Ia menjaga pola latihan, disiplin dalam pemulihan, serta menjaga nutrisi agar bisa tetap kompetitif. Ia menyebut upaya itu dilakukan agar dirinya tetap memberi kontribusi nyata kepada klub yang ia bela.
Dalam podcast yang sama, Andik juga kembali mengingat momen bersama Timnas Indonesia, terutama pengalaman pahit di SEA Games 2011 ketika Indonesia gagal meraih emas setelah kalah dari Malaysia melalui adu penalti. Andik menyebut kekalahan itu sebagai kenangan yang masih terasa menyedihkan. Walaupun tidak meraih gelar besar bersama timnas, ia tetap merasa bangga pernah menjadi bagian dari skuad Garuda.
Ia menjelaskan perasaannya yang campur aduk saat mengenang perjalanan bersama timnas. Di satu sisi ada rasa bangga mampu mewakili jutaan masyarakat Indonesia. Di sisi lain ada kekecewaan karena belum sempat meraih gelar bergengsi di level internasional. Meski demikian, Andik menegaskan bahwa pengalaman tersebut tetap menjadi bagian penting yang membentuk dirinya sebagai pemain.
Pada akhirnya, kisah yang disampaikan Andik menggambarkan bahwa perjalanan seorang pesepak bola tidak hanya soal kemenangan dan trofi. Ada keputusan pribadi, pengorbanan, dan perasaan yang turut membentuk arah karier. Pilihan menolak klub rival Persebaya hingga memilih Garuda Yaksa menjadi bagian dari cerita panjang yang mencerminkan prinsip dan cara pandangnya dalam menghadapi dunia sepak bola.
| Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Anime, Game, Tech dan Berita lainnya setiap hari melalui social media Gadget VIVA. Ikuti kami di : | |
|---|---|
| @gadgetvivacoid | |
| Gadget VIVA.co.id | |
| X (Twitter) | @gadgetvivacoid |
| Whatsapp Channel | Gadget VIVA |
| Google News | Gadget |