Link Video Viral "Chindo Oren" Bikin Penasaran? Hati-Hati, Bisa Kena Malware!
- X
Gadget – Baru-baru ini, jagat media sosial, khususnya TikTok, dihebohkan oleh video viral berjudul “Chindo Baju Olahraga Oren” atau lebih dikenal dengan sebutan “Chindo Oren”. Nama ini mendadak ramai diperbincangkan, dengan ribuan pengguna mencoba mencari “link video lengkapnya”. Namun, di balik rasa penasaran yang wajar, tersembunyi ancaman serius: tautan tersebut berpotensi menjadi jebakan digital berupa phishing, malware, atau bahkan alat eksploitasi konten ilegal.
Pakar keamanan siber dan lembaga pemerintah seperti Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) serta Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) telah mengeluarkan peringatan tegas: jangan sembarangan klik link video viral, terutama yang disebarkan melalui pesan pribadi, grup WhatsApp, atau komentar TikTok.
Artikel ini mengupas tuntas asal-usul fenomena “Chindo Oren”, risiko keamanan yang mengintai, dampak pada anak-anak, serta panduan praktis agar Anda dan keluarga tetap aman di dunia digital.
Apa Itu “Chindo Oren”? Fenomena Viral yang Penuh Jebakan
Istilah “Chindo Oren” merujuk pada video pendek yang konon menampilkan seorang anak atau remaja mengenakan baju olahraga berwarna oranye. Video ini awalnya muncul dalam potongan singkat di TikTok, memicu rasa penasaran massal. Netizen pun mulai mencari “video lengkapnya” melalui mesin pencari atau tautan yang dibagikan di berbagai platform.
Namun, tidak ada versi resmi video “lengkap” yang diunggah oleh pembuat aslinya di TikTok. Sebaliknya, tautan yang beredar seperti bit.ly/xxxx, shortlink acak, atau domain mencurigakan tidak mengarah ke video, melainkan ke situs web berbahaya.
Beberapa laporan menunjukkan bahwa tautan tersebut:
- Meminta izin akses kamera atau lokasi
- Mengunduh file otomatis tanpa persetuan
- Menampilkan iklan clickbait agresif
- Memalsukan halaman login media sosial (phishing)
Ini bukan kasus pertama. Sebelumnya, video viral seperti “Andini Permata” (2 menit 31 detik) juga digunakan sebagai umpan untuk menyebarkan malware. Pola yang sama terus diulang: sensasi + rasa penasaran + tautan tidak resmi = risiko kebocoran data.
Risiko Nyata di Balik Tautan Viral: Bukan Sekadar Hoaks
Banyak orang menganggap konten viral seperti ini “hanya hoaks biasa”. Padahal, ancamannya jauh lebih serius: