Mesin Gol Belanda Mengintip Timnas Indonesia Setelah Mandul Lawan Mali, Prediksi Vanenburg Muncul Lagi
- Kitagaruda
Prediksi lama Vanenburg kembali dibicarakan
Sorotan terhadap lini serang ini membuat publik kembali menyinggung pernyataan Gerald Vanenburg sebelum ia diberhentikan dari posisinya sebagai pelatih Timnas Indonesia U23. Ucapannya saat itu sempat menjadi perdebatan, namun kini terasa semakin relevan setelah Garuda Muda gagal mencetak gol melawan Mali.
Vanenburg pernah menyatakan bahwa Indonesia kekurangan stok penyerang murni yang benar-benar siap tampil di level kompetitif. Saat itu ia hanya menyebut satu nama yang dianggap paling mendekati kriteria striker ideal, yaitu Jens Raven. Komentarnya dianggap tegas sekaligus menjadi pengingat bahwa regenerasi di posisi nomor sembilan memang belum berjalan mulus.
Lebih jauh lagi, ia juga pernah menegaskan bahwa Indonesia memerlukan tambahan dua sampai tiga penyerang yang bisa memberikan dampak langsung. Dalam pandangannya, pemain berdarah Indonesia yang lahir ataupun berkembang di luar negeri, terutama di Belanda, bisa menjadi solusi cepat untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Kini ketika lini depan Timnas Indonesia U22 kembali mandul, pernyataan Vanenburg terasa seperti prediksi yang sedang menuju kenyataan. Minat untuk mencari penyerang keturunan di Eropa kembali menguat, terutama karena beberapa nama tengah menunjukkan performa yang stabil di klub masing-masing.
Salah satu yang mendapat perhatian besar adalah Jelte Pal, penyerang muda yang tampil konsisten bersama RBC Roosendaal. Dalam 14 pertandingan musim ini, Pal mencatat sembilan gol dan satu assist. Statistik tersebut membuatnya dianggap sebagai pemain yang memiliki profil sesuai kebutuhan Timnas Indonesia, terutama dari segi visi, fisik, dan efektivitas di area penalti.
Di tengah persiapan menuju SEA Games 2025, munculnya nama-nama seperti Pal menjadi angin segar bagi pencarian solusi lini depan. Proses naturalisasi dan pemantauan bakat keturunan terus berjalan, meski belum ada keputusan final dari federasi.
Kekalahan dari Mali menjadi tanda bahwa perbaikan harus dilakukan dengan cepat. Evaluasi internal tetap penting, namun kebutuhan mendatangkan pemain yang bisa memberikan opsi baru di depan juga tidak bisa diabaikan. Dengan jadwal yang semakin dekat, Timnas Indonesia membutuhkan kompetisi internal yang lebih ketat di posisi striker agar kualitas serangan meningkat.