Mesin Gol Belanda Mengintip Timnas Indonesia Setelah Mandul Lawan Mali, Prediksi Vanenburg Muncul Lagi

Timnas Indonesia U-22
Sumber :
  • Kitagaruda

Ringkasan Berita:

SEA Games di Thailand Lagi! Akankah Timnas Indonesia U-22 Terjebak Kutukan Gagal Lagi?
  • Kekalahan Timnas Indonesia U22 dari Mali memunculkan kembali kekhawatiran lama soal minimnya striker yang bisa diandalkan untuk ajang besar.

  • Indra Sjafri menilai masalah penyelesaian akhir menjadi titik lemah terbesar yang harus segera dibenahi sebelum tim turun di SEA Games 2025.

  • Prediksi Vanenburg tentang perlunya mesin gol dari Belanda kembali mencuat di tengah sorotan terhadap striker keturunan yang tampil konsisten di Eropa.

Gadget – Kekalahan Timnas Indonesia U22 dari Mali dalam laga uji coba di Stadion Pakansari membuat perhatian kembali tertuju pada masalah klasik yang belum terpecahkan, yaitu ketumpulan lini serang. Garuda Muda harus menerima kekalahan 0-3 dalam laga persiapan menuju SEA Games 2025, sebuah skor yang menggambarkan betapa tajamnya permainan lawan dibanding kemampuan menyerang tim sendiri.

Kapadze vs Casas: PSSI Umumkan Pelatih Baru Timnas Indonesia Sore Ini

Pertandingan baru berjalan empat menit ketika Mali langsung membuka keunggulan lewat sundulan Doucoure. Situasi itu membuat Indonesia tertekan sejak awal dan kesulitan mengatur ritme permainan. Gol kedua datang di menit ke-32 melalui Samake, sementara penutup laga hadir saat injury time melalui penyelesaian Haidara.

Hasil tersebut memperlihatkan perbedaan kualitas yang cukup jelas antara kedua tim. Mali tampak lebih siap, lebih agresif, dan lebih efektif di setiap peluang yang mereka dapatkan. Sementara itu, Indonesia kesulitan keluar dari tekanan meski beberapa kali mencoba melakukan kombinasi serangan dari sisi lapangan.

Media Vietnam Sudah Cemas Hadapi Marselino dan Ivar Jenner Jelang SEA Games 2025

Dalam konferensi pers setelah laga, pelatih Indra Sjafri tidak menutupi rasa kecewa terhadap cara timnya kebobolan. Menurutnya, gol-gol yang bersarang ke gawang Indonesia seharusnya bisa diantisipasi dengan lebih baik. Meski begitu, ia mengakui ada beberapa hal positif yang bisa menjadi bahan pengembangan.

Indra menyebut ada dua pekerjaan besar yang perlu diselesaikan dalam waktu dekat. Pertama, masalah antisipasi bola mati yang kembali mengganggu konsentrasi pemain. Kedua, penyelesaian akhir yang belum menunjukkan tanda-tanda konsisten meski beberapa peluang tercipta di sepanjang laga.

Menurutnya, peluang yang semestinya bisa menjadi gol justru hilang tanpa hasil sehingga membuat tim tidak mampu memberikan tekanan balik kepada Mali. Situasi itu memperlihatkan bahwa lini depan memang membutuhkan perhatian khusus sebelum kembali menghadapi lawan di laga internasional.

Prediksi lama Vanenburg kembali dibicarakan

Sorotan terhadap lini serang ini membuat publik kembali menyinggung pernyataan Gerald Vanenburg sebelum ia diberhentikan dari posisinya sebagai pelatih Timnas Indonesia U23. Ucapannya saat itu sempat menjadi perdebatan, namun kini terasa semakin relevan setelah Garuda Muda gagal mencetak gol melawan Mali.

Vanenburg pernah menyatakan bahwa Indonesia kekurangan stok penyerang murni yang benar-benar siap tampil di level kompetitif. Saat itu ia hanya menyebut satu nama yang dianggap paling mendekati kriteria striker ideal, yaitu Jens Raven. Komentarnya dianggap tegas sekaligus menjadi pengingat bahwa regenerasi di posisi nomor sembilan memang belum berjalan mulus.

Lebih jauh lagi, ia juga pernah menegaskan bahwa Indonesia memerlukan tambahan dua sampai tiga penyerang yang bisa memberikan dampak langsung. Dalam pandangannya, pemain berdarah Indonesia yang lahir ataupun berkembang di luar negeri, terutama di Belanda, bisa menjadi solusi cepat untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Kini ketika lini depan Timnas Indonesia U22 kembali mandul, pernyataan Vanenburg terasa seperti prediksi yang sedang menuju kenyataan. Minat untuk mencari penyerang keturunan di Eropa kembali menguat, terutama karena beberapa nama tengah menunjukkan performa yang stabil di klub masing-masing.

Salah satu yang mendapat perhatian besar adalah Jelte Pal, penyerang muda yang tampil konsisten bersama RBC Roosendaal. Dalam 14 pertandingan musim ini, Pal mencatat sembilan gol dan satu assist. Statistik tersebut membuatnya dianggap sebagai pemain yang memiliki profil sesuai kebutuhan Timnas Indonesia, terutama dari segi visi, fisik, dan efektivitas di area penalti.

Di tengah persiapan menuju SEA Games 2025, munculnya nama-nama seperti Pal menjadi angin segar bagi pencarian solusi lini depan. Proses naturalisasi dan pemantauan bakat keturunan terus berjalan, meski belum ada keputusan final dari federasi.

Kekalahan dari Mali menjadi tanda bahwa perbaikan harus dilakukan dengan cepat. Evaluasi internal tetap penting, namun kebutuhan mendatangkan pemain yang bisa memberikan opsi baru di depan juga tidak bisa diabaikan. Dengan jadwal yang semakin dekat, Timnas Indonesia membutuhkan kompetisi internal yang lebih ketat di posisi striker agar kualitas serangan meningkat.

Pada akhirnya, apakah prediksi Vanenburg akan benar-benar terjadi masih perlu menunggu proses berikutnya. Namun situasi saat ini memperlihatkan bahwa kebutuhan striker berkualitas memang menjadi salah satu prioritas utama jika Indonesia ingin bersaing di pentas Asia Tenggara maupun tingkat yang lebih tinggi.

Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Anime, Game, Tech dan Berita lainnya setiap hari melalui social media Gadget VIVA. Ikuti kami di :
Instagram@gadgetvivacoid
FacebookGadget VIVA.co.id
X (Twitter)@gadgetvivacoid
Whatsapp ChannelGadget VIVA
Google NewsGadget