Dukungan Penuh China ke Iran: Strategi Langit dengan Jet Tempur J-10C untuk Hadapi Israel
- lifeworks
Hingga akhir Juli 2025, dunia pertahanan internasional tengah mengamati dinamika baru antara China dan Iran. Pasalnya, Iran secara aktif menjajaki pembelian pesawat tempur Chengdu J-10C dari China. Jet ini bukan sembarang pesawat—dikenal sebagai “Rafale Killer”, ia diyakini akan memperkuat dominasi udara Iran dalam menghadapi ancaman dari Israel, terutama dengan keberadaan jet siluman F-35I milik Tel Aviv.
Langkah ini tentu tidak terjadi begitu saja. Ada latar belakang panjang yang mendorong Iran menjadikan J-10C sebagai opsi utama, termasuk kekecewaan terhadap penundaan pengiriman Sukhoi Su-35 dari Rusia. Kini, semua mata tertuju pada poros baru: Beijing–Teheran.
J-10C: Jet Tempur Canggih Kelas Menengah Atas
J-10C merupakan versi terbaru dari keluarga pesawat tempur J-10 buatan Chengdu Aerospace Corporation. Meski tak masuk kategori jet generasi kelima seperti F-35, kemampuannya tergolong luar biasa untuk jet generasi 4.5.
Spesifikasi Unggulan:
Radar AESA (Active Electronically Scanned Array)
Mampu mendeteksi dan mengunci banyak target sekaligus, bahkan dalam kondisi peperangan elektronik.Rudal PL-15
Rudal udara-ke-udara jarak jauh yang diklaim lebih unggul dari AIM-120 AMRAAM milik AS dan Meteor buatan Eropa.Multi-role Fighter
Bisa digunakan untuk misi superioritas udara, serangan darat, hingga patroli wilayah udara strategis.Fitur Stealth Terbatas
Didesain dengan material dan bentuk yang mengurangi jejak radar—walau belum menyamai F-35, tetap sulit dideteksi radar konvensional.
Dengan kombinasi tersebut, J-10C bukan hanya kompetitor di pasar ekspor, tapi juga ancaman nyata bagi jet-jet modern lain, termasuk yang dimiliki Israel dan sekutunya.
Kenapa Iran Memilih Jet China?
Ada beberapa alasan strategis mengapa Iran lebih condong ke China daripada terus menunggu Su-35 dari Rusia:
1. Putus Asa pada Rusia
Iran sebenarnya telah lama menanti Su-35 dari Moskow. Namun, karena perang di Ukraina dan berbagai tekanan internasional, pengiriman itu terus tertunda. Sementara itu, ancaman dari Israel tak menunggu.
2. Jawaban atas F-35I “Adir” Israel
Israel memiliki salah satu jet tempur tercanggih di dunia, F-35I Adir, yang memiliki kemampuan stealth dan presisi tinggi. Iran membutuhkan jet yang cukup tangguh untuk menandingi atau minimal menahan dominasi udara lawan, dan J-10C dianggap cukup mumpuni.
3. Membangun Perisai Langit Iran
Iran bukan hanya mencari jet tempur. Mereka sedang membangun sistem pertahanan udara berlapis, yang dikenal sebagai Iranian Air Shield. Ini mencakup J-10C, drone kamikaze, rudal anti-pesawat (seperti Khordad-15), dan sistem pertahanan rudal jarak jauh seperti Bavar-373. J-10C akan menjadi garda depan pertahanan udara modern ini.
Apakah J-10C Sudah Dikirim?
Jawabannya: belum. Namun, beberapa informasi menyebutkan bahwa negosiasi lanjutan sudah berlangsung sejak Mei 2025. Jika kesepakatan tidak terganggu tekanan internasional, batch pertama J-10C bisa tiba di Iran paling cepat akhir 2025 atau awal 2026.
Yang menarik, delegasi militer Iran diketahui mengunjungi fasilitas produksi J-10C di Chengdu, China, awal Juli lalu. Langkah ini dinilai sebagai tanda kuat bahwa kesepakatan besar sedang disiapkan di balik layar.
Dampak Global Jika Jet Ini Dikirim
Jika pengiriman benar-benar terjadi, berikut beberapa konsekuensi yang bisa muncul:
Ketegangan Baru di Timur Tengah
Langkah ini akan memperkuat poros Iran–China, sekaligus memicu reaksi keras dari Israel dan sekutunya, termasuk AS dan Eropa.
Tekanan Politik ke Beijing
AS hampir pasti akan menekan China agar membatalkan ekspor tersebut. Sanksi dan diplomasi tingkat tinggi bisa terjadi.
Perimbangan Udara yang Baru
Dengan J-10C, Iran bisa mulai menyeimbangkan kekuatan udara regional, terutama di wilayah Teluk Persia dan sekitar Lebanon yang rawan konflik.
Peran China: Diam tapi Strategis
Meski China tidak pernah secara resmi menyatakan dukungan militer untuk Iran dalam konflik melawan Israel, berbagai sinyal menunjukkan keterlibatan tak langsung:
China memperluas pengaruh di Timur Tengah lewat proyek-proyek strategis, termasuk ekspor senjata.
Bantuan teknologi militer, terutama dalam pengembangan drone dan radar, terus mengalir ke Teheran dari Beijing.
Arah diplomasi China lebih condong ke stabilitas kawasan ketimbang intervensi langsung, tapi tidak menutup peluang aliansi diam-diam.
Langit Timur Tengah Akan Berubah
Jet tempur Chengdu J-10C adalah bagian dari perubahan besar dalam lanskap pertahanan udara di Timur Tengah. Meskipun hingga kini belum dikirim secara resmi, arah hubungan antara China dan Iran menunjukkan bahwa penguatan aliansi ini bukan sekadar spekulasi.
Jika J-10C benar-benar mendarat di Iran, maka dominasi udara Israel akan mendapat tantangan nyata untuk pertama kalinya dalam satu dekade terakhir. Dunia sedang menyaksikan lahirnya babak baru dalam persaingan militer global—dan semuanya bermula dari sebuah jet yang dijuluki “Rafale Killer”.