Terungkap! Kekuatan Tank Merkava Israel dalam Serangan ke Gaza

Tank Merkava Israel dalam Serangan ke Gaz
Sumber :
  • lifeworks

Kedua, tingkat perlindungan yang tinggi dari tank ini sangat dibutuhkan mengingat Hamas dan kelompok bersenjata lainnya kerap menggunakan senjata anti-tank seperti rudal Kornet, yang sangat berbahaya. Dengan adanya sistem Trophy, Merkava mampu bertahan dari serangan mendadak dan tetap menjaga keamanan pasukan di dalamnya.

Ketiga, kemampuannya untuk mengangkut pasukan secara terbatas membuat Merkava tidak hanya menjadi alat tempur, tetapi juga bagian dari strategi mobilisasi pasukan ke wilayah sasaran dengan lebih cepat dan aman.

Situasi Serangan Israel ke Gaza: Peran Tank dalam Operasi

Dalam setiap operasi besar, serangan udara biasanya menjadi pembuka, yang kemudian diikuti oleh gerak maju pasukan darat. Setelah target udara dinyatakan aman, unit tank seperti Merkava memasuki wilayah Gaza, diiringi oleh sejumlah pasukan infanteri, insinyur militer, dan pasukan elite.

Tank-tank ini tidak bergerak sendirian. Mereka didukung oleh drone pengintai yang memberi gambaran medan secara real-time, serta pesawat tempur F-16 dan F-35 yang menjaga dominasi udara. Di sisi lain, artileri jarak jauh memberi tekanan tambahan pada posisi Hamas yang teridentifikasi.

Sinergi antarunit ini memungkinkan Israel untuk menjalankan operasi dengan kecepatan tinggi, mengandalkan teknologi dan kekuatan api besar untuk menekan perlawanan dari pihak lawan.

Kontroversi dan Kritik Internasional

Meskipun dari sisi militer Merkava dianggap sukses sebagai alat tempur canggih, penggunaannya di Gaza tetap menuai kritik internasional yang cukup keras. Banyak pihak menyoroti dampak serangan Israel terhadap warga sipil dan infrastruktur sipil.

Pertama, tingginya jumlah korban sipil menjadi sorotan utama. Serangan tank dan artileri, meski ditargetkan ke posisi militan, kerap menyebabkan kerusakan besar di permukiman warga. Rumah, sekolah, bahkan rumah sakit menjadi korban kerusakan atau ikut terdampak secara tidak langsung.

Kedua, kerusakan infrastruktur di Gaza dinilai semakin memperburuk kondisi kemanusiaan yang sudah memprihatinkan. Akses air bersih, listrik, dan layanan kesehatan sering terhenti akibat hancurnya fasilitas dasar selama serangan berlangsung.

Ketiga, banyak analis dan pengamat menyebut bahwa respons militer Israel terhadap serangan Hamas kerap dinilai tidak sebanding. Dengan kekuatan tempur yang sangat besar, Israel dianggap menerapkan "disproportionate response" yang lebih mengarah ke penghancuran luas dibanding penekanan milisi bersenjata semata.