Rahasia Rudal Presisi Iran Terbongkar: Teknologi Baru Bikin Israel Waspada
- iran
Pada Mei 2025, Iran memperkenalkan rudal balistik jarak menengah terbaru bernama Qassem Bassir. Rudal dua tahap berbahan bakar padat ini memiliki jangkauan sekitar 1.200 kilometer, menjadikannya ancaman serius di kawasan Timur Tengah. Yang membuatnya menonjol adalah sistem panduan gabungan. Rudal ini dilengkapi navigasi inersia sekaligus sensor elektro-optik dan infra-merah pada fase terminal. Artinya, Qassem Bassir mampu mengunci sasaran dengan citra visual termal tanpa perlu bergantung pada sinyal satelit. Teknologi ini membuat rudal lebih sulit diganggu melalui perang elektronik.
Fattah-1, Rudal Hypersonik Kontroversial
Dua tahun sebelumnya, tepatnya pada 2023, Iran juga memperkenalkan rudal Fattah-1. Senjata ini digadang-gadang sebagai rudal hypersonik dengan kecepatan mencapai Mach 13 hingga 15. Selain kecepatan tinggi, rudal ini diklaim memiliki kemampuan manuver di fase terminal untuk menghindari sistem pertahanan lawan. Meski terdengar mengesankan, sejumlah analis meragukan klaim hypersonik tersebut. Mereka menilai bukti teknis yang ada belum cukup untuk memastikan kemampuan Fattah-1 benar-benar setara dengan rudal hypersonik yang dikembangkan negara lain.
Balasan Iran terhadap Israel
Semua peningkatan persenjataan ini pada akhirnya diuji dalam konflik nyata. Pada 13 Juni 2025, setelah Israel melancarkan operasi militer terhadap fasilitas nuklir dan militer Iran—dikenal dengan nama Operation Rising Lion—Teheran merespons dengan serangan balasan besar-besaran. Lebih dari 150 rudal balistik dan 100 drone dilepaskan menuju berbagai target di Israel. Aksi ini menjadi sinyal tegas bahwa Iran tidak akan tinggal diam menghadapi serangan lawannya.
Meski demikian, Israel berhasil mencegat sebagian besar rudal menggunakan sistem pertahanan canggih yang didukung oleh Amerika Serikat. Hanya beberapa rudal yang berhasil menembus dan mencapai target. Akibatnya, korban jiwa dan kerusakan fisik tergolong minim. Beberapa laporan menyebutkan adanya luka ringan serta kepanikan warga sipil, tetapi tidak terjadi kerusakan besar yang diantisipasi sebelumnya.
Klaim Kapabilitas Baru
Pasca serangan itu, Iran tidak berhenti di situ. Menteri Pertahanan Iran, Brigadir Jenderal Aziz Nassirzadeh, menyatakan bahwa negaranya kini memiliki rudal dengan kapabilitas yang jauh lebih kuat dibanding yang digunakan dalam konflik tersebut. Pernyataan ini jelas merupakan pesan politik sekaligus peringatan bagi Israel dan sekutunya. Dengan kata lain, Iran ingin menunjukkan bahwa serangan Juni 2025 hanyalah sebagian kecil dari kekuatan yang sesungguhnya.