Jika Israel Nekat Serang Kairo, Begini Kekuatan Militer Mesir yang Mengejutkan Dunia!

Kekuatan Rahasia Mesir Jika Israel Berani Menyerang
Sumber :
  • lifeworks

Rafale, misalnya, dikenal dengan kemampuan multi-role yang mumpuni, sementara F-16 sudah teruji dalam berbagai konflik di kawasan. Kehadiran kedua jenis jet ini memperkuat posisi Mesir untuk melakukan operasi udara defensif maupun ofensif. Dengan demikian, Mesir tidak bisa dianggap remeh jika bicara soal pertahanan udara.

Sistem Pertahanan Udara yang Terus Dimodernisasi

Selain pesawat tempur, Mesir juga memiliki kekuatan pertahanan udara yang berdiri sebagai cabang tersendiri. Negara ini mengoperasikan sistem rudal dengan jangkauan pendek, menengah, hingga jauh. Dalam beberapa tahun terakhir, Mesir mulai memodernisasi peralatan ini, termasuk pengadaan sistem NASAMS dan rudal AIM-120. Kehadiran teknologi ini membuat pertahanan ibukota, Kairo, lebih sulit ditembus, terutama oleh serangan udara jarak menengah.

Faktor ini penting, karena dalam skenario serangan terhadap kota besar, pertahanan udara adalah lapisan pertama yang menentukan seberapa efektif sebuah serangan bisa ditangkis. Modernisasi yang dilakukan menegaskan bahwa Mesir serius memperkuat perlindungan aset strategisnya.

Cadangan Militer dan Faktor Geografis

Selain pasukan reguler, Mesir juga memiliki cadangan militer besar berkat sistem wajib militer. Hal ini memberi kedalaman personel yang signifikan, memungkinkan mobilisasi cepat jika situasi darurat terjadi. Dari sisi geografis, Kairo sendiri tidak berada tepat di perbatasan, melainkan agak ke dalam wilayah Mesir. Posisi ini membuat serangan langsung lintas perbatasan lebih sulit dilakukan, karena penyerang harus menembus lapisan pertahanan terlebih dahulu.

Dengan jaringan komunikasi, sistem radar, serta koordinasi pertahanan yang terpusat di ibukota, Kairo pada dasarnya memiliki perlindungan berlapis. Hal ini menjadikan skenario serangan langsung tidak hanya berisiko secara militer, tetapi juga menantang secara logistik bagi pihak penyerang.

Konteks Politik dan Risiko Besar

Lebih dari sekadar kekuatan senjata, hubungan politik Mesir–Israel menjadi faktor penentu. Sejak ditandatanganinya Perjanjian Damai Camp David pada 1979, kedua negara sebenarnya sudah memiliki hubungan yang relatif stabil, meskipun sesekali diwarnai ketegangan. Mesir juga masih menerima bantuan militer signifikan dari Amerika Serikat, yang secara tidak langsung memperkuat posisinya.

Jika Israel benar-benar menyerang Kairo, implikasinya tidak hanya bersifat militer. Dampak politik dan diplomatiknya akan luar biasa. Serangan semacam itu berpotensi memicu reaksi keras dari negara-negara Arab, menghentikan proses normalisasi hubungan yang sedang berjalan, bahkan melibatkan kekuatan eksternal seperti AS, Uni Eropa, dan negara-negara Teluk. Dengan kata lain, konflik ini hampir pasti tidak akan tetap terbatas pada dua negara saja.