Konflik Memanas, Hotel dan Kasino Kamboja Hancur Dihantam Jet F-16 Thailand
- ilustrasi
Ketegangan bersenjata antara Thailand dan Kamboja kembali memanas. Pada Sabtu pagi, 13 Desember 2025, Angkatan Udara Kerajaan Thailand melancarkan serangan udara yang menghancurkan sejumlah hotel dan kasino di wilayah perbatasan Kamboja. Aksi militer ini terjadi meskipun Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, sebelumnya mengumumkan bahwa gencatan senjata seharusnya mulai berlaku sejak Jumat malam.
Serangan udara tersebut menandai eskalasi konflik yang semakin serius. Kementerian Informasi Kamboja menyebutkan bahwa jet tempur F-16 milik Thailand mengebom sedikitnya dua hotel yang diketahui juga berfungsi sebagai kasino. Lokasi sasaran berada di kawasan perbatasan yang selama ini dikenal rawan konflik dan aktivitas ekonomi lintas negara.
Menurut laporan media lokal Khmer Times, serangan pertama dilakukan sekitar pukul 05.50 waktu setempat. Dua jet tempur F-16 dilaporkan menjatuhkan bom ke sebuah hotel di kawasan Thamma Da. Tidak berselang lama, tepat lima menit kemudian, serangan lanjutan kembali menghantam hotel lain yang masih berada di wilayah yang sama. Ledakan keras dilaporkan terdengar hingga ke permukiman sekitar, memicu kepanikan warga.
Namun demikian, serangan Thailand tidak berhenti di situ. Setelah menghancurkan hotel dan kasino, jet-jet tempur tersebut melanjutkan operasi dengan menargetkan infrastruktur strategis. Jembatan Kemenangan yang berada di wilayah tersebut turut dihancurkan. Selain itu, beberapa jembatan lain di lokasi berbeda juga menjadi sasaran pemboman, yang diduga bertujuan memutus jalur logistik dan pergerakan pasukan Kamboja.
Sebelumnya, Angkatan Udara Kerajaan Thailand atau RTAF telah mengumumkan rencana serangan udara besar-besaran. Dalam pernyataan resminya, RTAF menyebutkan bahwa target utama operasi militer kali ini adalah kasino dan jembatan yang dianggap memiliki nilai strategis dalam konflik. Serangan tersebut diklaim sebagai respons atas perkembangan situasi di lapangan yang dinilai mengancam keamanan nasional Thailand.
Di sisi lain, serangan udara ini dilakukan setelah Angkatan Laut Kerajaan Thailand meminta dukungan udara. Permintaan tersebut kemudian ditindaklanjuti dengan pengerahan dua jet tempur F-16 dari wilayah perbatasan Provinsi Trat, Thailand, menuju sasaran di wilayah Kamboja. Operasi ini menunjukkan koordinasi lintas matra militer Thailand dalam menghadapi konflik yang kian memanas.