Tak Kapok! Pemukim Israel Kembali Masuki Al-Aqsa, Dunia Arab Meledak Marah!
- palestina
Ketegangan di Yerusalem Timur kembali meningkat. Ratusan pemukim Israel, dengan pengawalan ketat pasukan keamanan, kembali menyerbu kompleks Masjid Al-Aqsa pada Kamis (9/10). Aksi tersebut memicu gelombang kecaman dari dunia internasional, termasuk dari Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) yang menyerukan langkah global untuk menghentikan pelanggaran berulang terhadap situs suci umat Islam itu.
Serbuan ini bukan peristiwa baru, melainkan bagian dari pola pelanggaran yang terus terjadi terhadap status quo Masjid Al-Aqsa, yang seharusnya dilindungi oleh hukum internasional. Berdasarkan laporan kantor berita Palestina Wafa, lebih dari 200 pemukim Israel masuk ke area masjid melalui Gerbang Mughrabi dengan pengawalan ketat polisi Israel. Mereka dilaporkan melakukan ritual Talmud di halaman masjid—tindakan yang oleh umat Muslim dianggap sebagai provokasi dan bentuk pelecehan terhadap kesucian tempat ibadah.
Ketegangan yang Tak Pernah Padam
Sejak awal tahun, aksi serupa berulang, terutama bertepatan dengan hari-hari keagamaan Yahudi. Bagi umat Islam, peristiwa itu bukan sekadar pelanggaran fisik, tetapi juga bentuk penghinaan terhadap simbol spiritual Islam. Masjid Al-Aqsa, kiblat pertama dan salah satu situs paling suci bagi umat Muslim, memiliki makna religius dan historis yang sangat dalam.
Israel kerap membela diri dengan mengatakan bahwa kunjungan para pemukim itu bersifat “turistik” dan diatur secara resmi oleh otoritas keamanan. Namun, bagi warga Palestina dan banyak pihak di dunia Islam, tindakan tersebut jelas merupakan upaya sistematis untuk mengubah realitas sejarah dan keagamaan di Yerusalem Timur yang masih berstatus wilayah pendudukan.
“Serbuan sistematis oleh para pemukim dan pasukan pendudukan Israel terhadap Masjid Al-Aqsa merupakan pelanggaran nyata terhadap hukum internasional serta penghinaan terhadap perasaan miliaran Muslim di seluruh dunia,” demikian pernyataan Sekretariat Jenderal OKI.
OKI Serukan Aksi Internasional
Sebagai tanggapan, OKI menyerukan kepada komunitas internasional—khususnya Dewan Keamanan PBB—untuk bertindak tegas menghentikan pelanggaran yang terus dilakukan Israel di Yerusalem. Dalam pernyataannya, OKI menilai tindakan tersebut sebagai bagian dari kebijakan “apartheid dan kolonialisme” yang telah lama dijalankan terhadap rakyat Palestina.