Rusia Resmi Bentuk Pasukan Perang Drone, Mengubah Wajah Dunia Militer

Rusia Resmi Bentuk Pasukan Perang Drone
Sumber :
  • Ai

Moskow kini menegaskan langkah besarnya di dunia militer modern. Pemerintah Rusia secara resmi mengumumkan pembentukan satuan khusus yang berfokus penuh pada penggunaan drone dalam peperangan. Satuan baru ini diberi nama Pasukan Sistem Nirawak (Unmanned Systems Forces) dan diprediksi akan mengubah strategi militer global ke arah yang lebih berbasis teknologi.

Kabar ini disampaikan oleh Sergey Ishtuganov, Wakil Kepala Pasukan Sistem Nirawak Rusia, yang mengatakan bahwa satuan tersebut kini telah resmi menjadi bagian dari Angkatan Bersenjata Rusia. Dalam keterangannya kepada media lokal Komsomolskaya Pravda pada Kamis (13/11/2025), ia menegaskan bahwa struktur organisasi pasukan tersebut telah disusun secara lengkap, termasuk penunjukan kepala pasukannya. Namun, rincian tentang komposisi dan jumlah personelnya belum diungkapkan ke publik.

Ishtuganov menjelaskan bahwa operasi tempur dari unit sistem nirawak ini akan dijalankan secara terkoordinasi dengan unit-unit militer lainnya. Ia menambahkan bahwa rencana operasional telah dibuat untuk memastikan integrasi yang efisien antara drone dan pasukan konvensional di lapangan. “Setiap misi akan disesuaikan dengan strategi terpadu untuk memperkuat daya tempur keseluruhan,” ujarnya.

Fokus pada Pelatihan dan Pendidikan Militer Drone

Tidak hanya membentuk struktur organisasi, Rusia juga tengah menyiapkan sistem pelatihan khusus bagi pasukan drone-nya. Para spesialis kini menjalani pendidikan di sejumlah lembaga yang berafiliasi dengan Kementerian Pertahanan serta pusat pelatihan militer yang bekerja sama dengan universitas sipil. Langkah ini menunjukkan keseriusan Rusia dalam membangun kompetensi teknologi militer dalam negeri.

Ishtuganov menyebutkan bahwa pemerintah juga sedang menyiapkan lembaga pendidikan tinggi militer khusus untuk Pasukan Sistem Nirawak. Institusi ini nantinya akan berfungsi sebagai pusat penelitian, inovasi, dan pelatihan tingkat lanjut untuk personel yang akan mengoperasikan teknologi nirawak di masa depan.

Langkah tersebut sejalan dengan visi Presiden Vladimir Putin, yang sejak awal telah menekankan pentingnya modernisasi militer Rusia. Dalam pertemuan di Moskow pada Juni lalu, Putin secara terbuka menyatakan bahwa pembentukan pasukan drone merupakan langkah strategis untuk memperkuat kemampuan tempur Rusia di era digital.

Peran Drone dalam Perang Ukraina

Perang antara Rusia dan Ukraina telah menunjukkan seberapa besar peran drone dalam konflik modern. Dari pengintaian hingga serangan presisi, drone telah menjadi senjata vital bagi kedua belah pihak. Dalam beberapa kasus, drone kecil dengan biaya murah terbukti mampu menimbulkan kerusakan besar terhadap peralatan militer bernilai jutaan dolar.

Bahkan, Ukraina menjadi negara pertama yang secara resmi membentuk Pasukan Sistem Nirawak sendiri pada Juni 2024. Keputusan tersebut membuat Ukraina menjadi pionir dalam penggunaan drone secara institusional di medan perang. Kini, langkah Rusia membentuk unit serupa menandai babak baru dalam rivalitas militer kedua negara, terutama dalam hal teknologi dan strategi tempur berbasis otomatisasi.

Keterlibatan drone yang semakin intens juga mengubah cara negara-negara besar memandang konsep perang. Bila sebelumnya dominasi udara bergantung pada jet tempur dan rudal, kini sistem nirawak menjadi elemen penting yang dapat mengubah arah pertempuran tanpa harus menempatkan banyak nyawa di garis depan.

Transformasi Strategi Militer Dunia

Keputusan Rusia untuk membentuk Pasukan Sistem Nirawak menandai transformasi besar dalam dunia militer global. Para analis menilai langkah ini bukan hanya bentuk respons terhadap dinamika perang di Ukraina, tetapi juga upaya Rusia untuk memperkuat posisi geopolitiknya di tengah persaingan teknologi dengan Amerika Serikat dan NATO.

Dalam konteks yang lebih luas, pengembangan pasukan drone akan memungkinkan Rusia untuk meningkatkan efektivitas operasi militer sekaligus mengurangi risiko korban di pihaknya. Drone juga memberikan kemampuan baru dalam hal pengintaian jarak jauh, serangan presisi, dan dukungan logistik tanpa kehadiran fisik manusia.

Selain itu, penggunaan kecerdasan buatan (AI) dalam sistem nirawak memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih cepat dan efisien di medan perang. Hal ini menandakan bahwa masa depan perang tidak lagi hanya bergantung pada jumlah pasukan, melainkan pada kemampuan teknologi dan kecerdasan sistem yang dimiliki oleh suatu negara.

Reaksi Internasional dan Tantangan Etika

Langkah Rusia ini tentu saja mendapat perhatian besar dari berbagai pihak. Banyak pengamat internasional menilai bahwa pembentukan pasukan drone akan mempercepat perlombaan senjata berbasis teknologi otonom di seluruh dunia. Amerika Serikat, China, dan beberapa negara Eropa kini juga tengah mengembangkan sistem serupa untuk memperkuat kekuatan militernya.

Namun di sisi lain, muncul pula kekhawatiran soal etika penggunaan drone otonom, terutama jika sistem tersebut mampu mengambil keputusan serangan tanpa kendali manusia. Beberapa lembaga HAM internasional menyerukan agar ada aturan global yang membatasi penggunaan senjata nirawak secara otonom penuh, demi mencegah potensi pelanggaran kemanusiaan.

Meski begitu, bagi Rusia, langkah ini dianggap sebagai kebutuhan strategis. Dalam kondisi geopolitik yang semakin menegang, kemampuan drone dinilai dapat menjadi keunggulan taktis yang menentukan dalam berbagai operasi militer.

Awal Era Baru Peperangan Digital

Pembentukan Pasukan Sistem Nirawak oleh Rusia tidak hanya menjadi berita penting di dunia militer, tetapi juga sinyal bahwa peperangan masa depan akan semakin bergantung pada teknologi tanpa awak dan kecerdasan buatan. Dengan semakin banyak negara yang mengembangkan pasukan drone sendiri, dunia kini memasuki babak baru di mana kekuatan digital menjadi kunci dominasi militer.

Bagi Rusia, langkah ini adalah bukti nyata ambisi mereka untuk tetap menjadi salah satu kekuatan militer terdepan di dunia. Di sisi lain, dunia kini menatap dengan waspada bagaimana pasukan drone pertama Rusia akan beroperasi dan bagaimana hal itu akan mengubah wajah peperangan di abad ke-21.