Bitcoin Tembus US$37.000, Investor Optimistis, Trader Khawatir
- coinpage
Gadget - Bitcoin, aset kripto terbesar di dunia, mengalami kenaikan harga yang signifikan pada 11 November 2023. Harga Bitcoin sempat menyentuh US$37.000, yang merupakan level tertingginya dalam 18 bulan terakhir.
- viva.co.id
Kenaikan harga Bitcoin ini disambut baik oleh para investor, yang menilai bahwa ini merupakan tanda pemulihan pasar kripto. Hal ini terlihat dari meningkatnya volume transaksi Bitcoin di bursa-bursa kripto.
"Kenaikan harga Bitcoin ini menunjukkan bahwa minat investor terhadap aset kripto masih tinggi," kata Oscar Darmawan, CEO Indodax, salah satu bursa kripto terbesar di Indonesia.
Namun, kenaikan harga Bitcoin ini juga menimbulkan kekhawatiran di kalangan trader. Para trader khawatir bahwa kenaikan harga Bitcoin ini hanya bersifat sementara dan akan segera turun kembali.
Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
- Inflasi yang tinggi di Amerika Serikat
Inflasi yang tinggi di Amerika Serikat membuat The Federal Reserve kemungkinan akan menaikkan suku bunga lebih agresif. Hal ini dapat menyebabkan penurunan permintaan aset berisiko, termasuk Bitcoin.
"Inflasi yang tinggi di Amerika Serikat membuat The Federal Reserve harus menaikkan suku bunga untuk mengendalikannya. Hal ini dapat menyebabkan penurunan permintaan aset berisiko, seperti Bitcoin," kata Erwin Haryono, analis pasar kripto dari Tokocrypto.
- Kebijakan The Federal Reserve yang hawkish
Selain itu, kebijakan The Federal Reserve yang hawkish juga dapat menyebabkan penurunan permintaan Bitcoin. Hal ini karena The Federal Reserve diperkirakan akan mengurangi jumlah aset yang dibeli di bawah program quantitative easing (QE).
"QE adalah salah satu faktor yang mendorong kenaikan harga Bitcoin. Dengan berkurangnya QE, maka permintaan Bitcoin juga dapat berkurang," kata Erwin.
- Risiko resesi ekonomi global
Terakhir, risiko resesi ekonomi global juga dapat menyebabkan penurunan permintaan Bitcoin. Hal ini karena resesi ekonomi dapat menyebabkan penurunan daya beli masyarakat dan investor.
"Risiko resesi ekonomi global masih ada. Jika resesi ekonomi terjadi, maka permintaan Bitcoin juga dapat berkurang," kata Erwin.
Meskipun ada kekhawatiran di kalangan trader, namun kenaikan harga Bitcoin yang signifikan ini tetap menjadi berita positif bagi pasar kripto. Kenaikan harga Bitcoin ini menunjukkan bahwa minat investor terhadap aset kripto masih tinggi.
"Kenaikan harga Bitcoin ini menjadi momentum bagi investor untuk berinvestasi di aset kripto. Namun, investor harus tetap berhati-hati dan memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi harga Bitcoin," kata Oscar.
Berikut adalah beberapa faktor yang dapat mempengaruhi harga Bitcoin dalam jangka pendek:
- Data inflasi Amerika Serikat
Data inflasi Amerika Serikat yang dirilis setiap bulan dapat menjadi sentimen yang mempengaruhi harga Bitcoin. Jika data inflasi Amerika Serikat menunjukkan peningkatan, maka The Federal Reserve kemungkinan akan menaikkan suku bunga lebih agresif. Hal ini dapat menyebabkan penurunan permintaan Bitcoin.
- Kebijakan The Federal Reserve
Kebijakan The Federal Reserve, terutama terkait suku bunga, dapat menjadi sentimen yang mempengaruhi harga Bitcoin. Jika The Federal Reserve menaikkan suku bunga lebih agresif, maka permintaan Bitcoin dapat berkurang.
- Peristiwa geopolitik
Peristiwa geopolitik, seperti perang di Ukraina, dapat menjadi sentimen yang mempengaruhi harga Bitcoin. Jika terjadi peristiwa geopolitik yang menyebabkan ketidakpastian di pasar keuangan, maka permintaan Bitcoin dapat meningkat.
Investor dapat memanfaatkan faktor-faktor tersebut untuk membuat keputusan investasi yang tepat.