Harga Emas Sentuh Rekor 3 Pekan—Apakah Ini Awal Rally Jangka Panjang?
- emas mini
Gadget – Pada penutupan perdagangan Kamis, 13 November 2025 (waktu setempat) atau Jumat, 14 November 2025 pagi WIB, harga emas dunia mencapai level tertinggi dalam lebih dari tiga pekan. Emas di pasar spot menguat 0,2 persen ke US$4.206,64 per ons, posisi tertinggi sejak 21 Oktober 2025. Pergerakan ini dipicu oleh ekspektasi kuat bahwa Federal Reserve (The Fed) akan memangkas suku bunga pada Desember 2025, didorong oleh data ekonomi AS yang diperkirakan menunjukkan perlambatan signifikan terutama di sektor ketenagakerjaan.
Meski kontrak emas berjangka Desember sedikit melemah 0,1 persen ke US$4.211,50 per ons, sentimen pasar secara keseluruhan tetap positif. Investor global kini memandang emas bukan hanya sebagai aset lindung nilai (safe haven), tetapi juga sebagai instrumen strategis menjelang keputusan kebijakan moneter The Fed yang krusial.
Artikel ini mengupas tuntas faktor pendorong kenaikan emas, peran shutdown pemerintah AS, proyeksi kebijakan The Fed, serta implikasinya bagi investor dan pasar keuangan global.
Shutdown Pemerintah AS dan Dampaknya pada Data Ekonomi
Salah satu latar belakang utama volatilitas pasar adalah penutupan pemerintah federal AS (government shutdown) yang berlangsung selama 43 hari menjadi yang terpanjang dalam sejarah modern. Shutdown ini menghentikan sementara rilis data ekonomi resmi, termasuk laporan ketenagakerjaan, inflasi, dan aktivitas manufaktur.
Namun, pada awal November 2025, Kongres AS menyetujui kesepakatan pendanaan sementara hingga 30 Januari 2026, memungkinkan pemerintah kembali beroperasi dan merilis backlog data ekonomi.
“Pelaku pasar kini menanti data ekonomi pasca-shutdown dengan harapan akan menunjukkan pelemahan di pasar tenaga kerja AS,” ungkap Jim Wyckoff, Analis Senior Kitco Metals, seperti dikutip Reuters. “Jika benar terjadi, ini akan memperkuat argumen untuk pemangkasan suku bunga pada Desember.”
Mengapa Suku Bunga Rendah Menguntungkan Emas?
Emas adalah aset non-yielding, artinya tidak memberikan bunga atau dividen. Ketika suku bunga tinggi, investor cenderung beralih ke instrumen berimbal hasil seperti obligasi atau deposito. Sebaliknya, suku bunga rendah mengurangi biaya peluang (opportunity cost) memegang emas, sehingga permintaan terhadap logam mulia ini meningkat.
The Fed sebelumnya telah memangkas suku bunga acuan pada Oktober 2025. Namun, Ketua The Fed Jerome Powell menekankan bahwa keputusan lanjutan bergantung pada data ekonomi yang andal yang sempat tertunda akibat shutdown.