DANA di Garda Depan untuk Putus Mata Rantai Judi Online
- Sarie/GadgetViva
Judi Online: Ancaman Serius Bagi Ekosistem Digital
Fenomena judi online di Indonesia semakin meresahkan. Berdasarkan laporan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), transaksi terkait judi online mencapai lebih dari Rp25 triliun dalam satu tahun terakhir. Dampak finansial ini tidak hanya membebani individu, tetapi juga mengancam ekosistem digital yang sehat.
Ketua Tim Pengendalian Konten Internet Ilegal Perjudian, Menhariq Noor, menyebutkan bahwa judi online adalah penipuan yang berkedok permainan. “Tidak ada peluang menang di judi online, ini murni scam,” ujar Menhariq dalam diskusi yang digelar Forum Wartawan Teknologi (Forwat) pada 29 November 2024.
Langkah Tegas Pemerintah: Pemblokiran dan Edukasi
Kementerian Komunikasi dan Digital (Kominfo) telah memblokir lebih dari 5,2 juta situs judi online. Namun, Menhariq menegaskan bahwa langkah ini tidak cukup jika masyarakat masih melakukan deposit ke situs-situs tersebut. Solusinya adalah kesadaran kolektif untuk berhenti terlibat dalam aktivitas ilegal ini.
Dalam diskusi yang sama, Menhariq menjelaskan bahwa pihaknya juga meminta platform digital melakukan moderasi dan menurunkan konten terkait judi online. Jika tidak dilakukan, platform dapat dikenakan sanksi hingga pemblokiran.
Kolaborasi Lintas Sektor: Kunci Keberhasilan
Kolaborasi lintas sektor menjadi kunci dalam memerangi judi online. Bank Indonesia (BI) sebagai regulator sistem pembayaran memperketat pengawasan terhadap transaksi digital yang mencurigakan. BI mengimplementasikan kebijakan Know Your Customer (KYC) dan Fraud Detection System untuk mendeteksi transaksi kecil yang digunakan untuk judi online.
Menurut Uniek Yuniar, Kepala Divisi Perizinan SP Ritel BI, pengawasan ketat dan kerja sama dengan berbagai pihak diharapkan mampu menekan aktivitas ilegal ini. “BI turut berperan dalam Satuan Tugas Pemberantasan Judi Daring untuk memastikan pembayaran digital tetap aman dan transparan,” jelas Uniek.
Selain penegakan regulasi, meningkatkan literasi digital dan finansial menjadi langkah strategis. Rendahnya literasi membuat masyarakat rentan terhadap eksploitasi. Influencer dan konten kreator memiliki peran penting dalam mengedukasi masyarakat, terutama generasi muda.
“Dulu, konten promosi judi online banyak diproduksi influencer. Kini, mereka harus bertanggung jawab dengan menyuarakan gaya hidup sehat,” ujar Ferry Irwandi, CEO Malaka Project.