5 Keputusan Aneh Patrick Kluivert yang Bikin Timnas Indonesia Gagal ke Piala Dunia — Nomor 1 Bikin Fans Geleng-Geleng!

Patrick Kluivert
Sumber :
  • PSSI

Contohnya, Yakob Sayuri dimainkan sebagai fullback kanan saat menghadapi Lebanon dan Arab Saudi. Padahal, di klubnya Malut United, Yakob lebih sering berperan sebagai winger kiri. Musim ini saja, ia mencatat tiga gol dan tiga assist dari tujuh pertandingan di posisi tersebut. Dengan kata lain, ia tampil produktif ketika diberi kebebasan menyerang, bukan saat dipaksa bertahan di lini belakang.

Bobotoh Persib Diuji! Atep Nilai Bojan Hodak Pantas Jadi Pelatih Timnas Indonesia

“Kalau dibandingkan dengan era Shin Tae-yong, Kluivert terlihat jauh lebih kaku dan kurang memahami karakter pemain. Yakob Sayuri jelas bukan bek kanan, tapi dia tetap dimainkan di sana,” ujar Abdul Haris dalam program Morning Zone di YouTube Okezone.

3. Enggan Meminta Maaf pada Suporter

Eks Penerjemah Shin Tae-yong Sindir Beckham Putra: “Paling Masalah Itu Postur Tubuhnya!”

Setelah kekalahan menyakitkan dari Irak, para pemain Timnas Indonesia mendatangi tribun stadion untuk menyapa dan menghibur para suporter yang hadir langsung di King Abdullah Sports City, Jeddah. Namun, momen itu tak diikuti oleh Patrick Kluivert dan tim kepelatihannya. Mereka memilih langsung meninggalkan lapangan tanpa menyapa pendukung.

Sikap ini dianggap kurang menghormati perjuangan para suporter yang rela datang jauh-jauh ke Arab Saudi. Sejumlah fans menyebut Kluivert arogan dan tidak punya empati terhadap pendukung Garuda. Pada 13 Oktober 2025, Kluivert memang sempat mengunggah sesuatu di media sosial, tetapi tidak ada satu pun kalimat permintaan maaf kepada publik Indonesia atas kegagalan tersebut. Hal ini semakin memperkuat kesan bahwa ia enggan bertanggung jawab secara moral kepada para pencinta sepak bola nasional.

Tiga Pelatih Dunia Minati Timnas Indonesia: Donadoni Hingga Oscar Garcia Siap Merapat!

4. Langsung Pulang ke Belanda Setelah Kegagalan

Keputusan yang juga menimbulkan tanda tanya besar adalah langkah Kluivert yang langsung pulang ke Belanda setelah kegagalan di babak kualifikasi. Alih-alih kembali ke Jakarta untuk melakukan evaluasi bersama PSSI atau memberikan penjelasan kepada media, ia bersama seluruh staf kepelatihannya memilih terbang ke tanah kelahirannya.

Langkah ini dianggap tidak etis oleh banyak pihak. Wakil Ketua Umum PSSI, Zainudin Amali, bahkan sempat mengaku bingung dengan keputusan tersebut. Publik menilai, alih-alih menunjukkan tanggung jawab, Kluivert justru menghindar dari tekanan dan kritik. Banyak yang menyebut sikapnya sebagai bentuk pelarian dari tanggung jawab profesional sebagai pelatih kepala Timnas Indonesia.

Halaman Selanjutnya
img_title