Alasan Panasonic PHK 10.000 Karyawan
- Panasonic
Gadget – Panasonic, perusahaan elektronik raksasa asal Jepang, mengumumkan rencana untuk melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap 10.000 karyawannya di seluruh dunia. Keputusan sulit ini diambil sebagai bagian dari upaya perusahaan untuk meningkatkan profitabilitas di tengah kondisi ekonomi global yang menantang dan perubahan tren permintaan pasar.
Panasonic, yang dikenal sebagai pemasok utama baterai untuk kendaraan listrik (EV) Tesla, mengungkapkan bahwa pemangkasan ini akan berdampak pada sekitar 4% dari total tenaga kerjanya, yang saat ini berjumlah hampir 230.000 orang di seluruh dunia. Langkah-langkah ini akan difokuskan selama tahun fiskal yang berjalan hingga Maret mendatang.
"Kami akan melakukan tinjauan menyeluruh terhadap efisiensi operasional di setiap perusahaan grup, terutama di departemen penjualan dan non-produksi," kata Panasonic dalam pernyataan resminya, seperti dilansir dari AFP, Jumat (9/5/2025).
Perusahaan yang berbasis di Osaka ini menjelaskan bahwa pengurangan tenaga kerja ini akan mencakup 5.000 karyawan di Jepang dan 5.000 karyawan lainnya di luar negeri, yang akan dilaksanakan "sesuai dengan undang-undang ketenagakerjaan, aturan, dan regulasi yang berlaku di setiap negara dan wilayah."
Panasonic, yang telah dikenal luas di seluruh dunia sejak pertengahan abad ke-20 melalui berbagai produk elektronik seperti penanak nasi, televisi, dan perekam video, kini tengah berfokus pada restrukturisasi besar-besaran. Selain menjadi pemasok utama baterai untuk Tesla, Panasonic juga memiliki bisnis yang kuat di sektor perumahan, energi, dan otomotif.
Pada bulan Februari lalu, Panasonic telah mengumumkan program reformasi manajemen sebagai bagian dari upaya untuk mengatasi "berbagai masalah struktural" yang dihadapi perusahaan.
"Melalui reformasi manajemen yang sedang berjalan, perusahaan bertujuan untuk meningkatkan keuntungan setidaknya sebesar 150 miliar yen," ungkap Panasonic.
Dalam laporan keuangan tahunan yang dirilis pada hari yang sama, Panasonic memperkirakan penurunan laba bersih sebesar 15% untuk tahun ini, serta penurunan penjualan hingga delapan persen. Pada tahun fiskal yang berakhir pada 31 Maret 2025, perusahaan mencatat penurunan laba bersih sebesar 17,5% menjadi 366 miliar yen.
Panasonic juga mengakui bahwa pihaknya tengah menghadapi "perubahan lingkungan bisnis yang sedang berlangsung, seperti penurunan permintaan untuk kendaraan listrik (EV)". Meskipun demikian, dampak dari tarif perdagangan Amerika Serikat belum diperhitungkan dalam perkiraan tersebut.
"Perusahaan terus memantau situasi tarif dan bertujuan untuk meminimalkan dampak yang dihasilkan dengan mengambil langkah-langkah jangka pendek maupun jangka panjang," tambahnya.
Dalam sebuah wawancara yang diterbitkan pada bulan April, CEO Panasonic Holdings, Yuki Kusumi, mengatakan kepada Nikkeibahwa pengurangan jumlah karyawan akan menjadi langkah yang diperlukan, meskipun saat itu ia belum merinci skala pengurangan tersebut.
"PHK diperlukan agar kami dapat bersaing di level yang kompetitif dengan perusahaan lain," ujar Kusumi kepada Nikkei.
Meskipun langkah ini tergolong ekstrem, Kusumi menekankan bahwa dalam sejarahnya, Panasonic pernah melakukan ekspansi tenaga kerja secara bertahap selama periode yang menguntungkan. Untuk meningkatkan keuntungan setidaknya sebesar 150 miliar yen, yang setara dengan sekitar 1 miliar dolar AS (sekitar Rp 16 triliun dengan kurs $1 = Rp 16.000).
Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Anime, Game, Tech dan Berita lainnya setiap hari melalui social media Gadget VIVA. Ikuti kami di : | |
---|---|
@gadgetvivacoid | |
Gadget VIVA.co.id | |
X (Twitter) | @gadgetvivacoid |
Whatsapp Channel | Gadget VIVA |
Google News | Gadget |