5 Bahaya Tersembunyi Jika Terlalu Banyak Mengandalkan AI

5 Bahaya Tersembunyi Jika Terlalu Banyak Mengandalkan AI
Sumber :
  • information week

Gadget – Semakin pesat perkembangan kecerdasan buatan (AI), semakin mudah pula hidup kita di bantu oleh alat digital. Banyak tugas seperti menulis, menganalisis data, atau bahkan membuat desain bisa dilakukan dengan cepat menggunakan bantuan mesin cerdas.

Resmi Dirilis! ASUS Zenbook 14 OLED & Vivobook S16 Hadirkan Teknologi AI Canggih dan Layar Tajam

Tapi, tahukah kamu? Di balik segala kemudahan yang ditawarkan, ada risiko tak terlihat yang mulai mencuat: dampak negatif dari ketergantungan berlebih pada AI.

Berikut adalah beberapa bahaya yang perlu diperhatikan:

Penurunan Kemampuan Berpikir Mandiri

Itel City 100: HP Sejutaan Rasa Flagship! Desain Tipis, RAM 16GB, Tahan Air, dan Layar 90Hz

Begitu banyak orang yang mulai menyerahkan proses pengambilan keputusan atau analisa penting kepada mesin. Padahal, Gary Marcus, seorang ahli AI dan Profesor dari New York University mengatakan bahwa tujuan awal dibuatnya AI adalah untuk menjadi pendukung, bukan pengganti manusia dalam berpikir.

Jika kita biarkan, otak kita bisa lama-lama jarang digunakan secara optimal. Hal ini sudah mulai terlihat dari cara pelajar dan mahasiswa yang sering memanfaatkan AI untuk membuat skripsi tanpa memahami isinya secara mendalam.

Menghilangnya Gairah Berkreasi

Baterai Awet & Fitur AI, Ini Kelebihan Itel Vista Tab 11 yang Wajib Kamu Tahu

Sebenarnya, AI juga memiliki kemampuan untuk menciptakan konten kreatif, mulai dari puisi hingga lukisan digital. Namun Dr. Kate Crawford menjelaskan bahwa hal itu hanyalah hasil rekomputasi dari pola-pola yang sudah pernah diproses sistem sebelumnya.

Manusia punya daya imajinasi unik yang lahir dari pengalaman, emosi, serta insting. Sesuatu yang belum bisa dimiliki oleh sistem buatan apapun.

Potensi Penyebaran Informasi Salah

Tidak semua jawaban dari AI akurat. Menurut studi dari MIT pada tahun 2024, sekitar 1 dari 5 informasi yang dihasilkan AI bisa berisi data yang tidak tepat atau cenderung bias.

Beberapa sistem seperti DeepSeek diketahui sengaja menghindari topik tertentu karena batasan regulasi politik di negara asalnya. Hal ini membuktikan bahwa AI ternyata tidak sepenuhnya objektif.

Timbulnya Ketimpangan Digital

Di satu sisi, mereka yang menguasai dan memanfaatkan teknologi AI bisa berkembang lebih cepat. Namun di sisi lain, masyarakat yang kurang akses teknologi justru akan semakin tertinggal.

Bahkan di bidang pekerjaan, penggunaan AI mulai menggeser peran manusia di sektor layanan pelanggan, HRD, dan berita otomatis—yang berpotensi menciptakan kecemasan sosial baru.

Kerahasiaan Data yang Rawan

Salah satu pertanyaan besar dalam penggunaan AI adalah bagaimana data pribadi kita disimpan dan digunakan. Ada kasus kebocoran informasi pengguna yang terjadi, termasuk saat salah satu platform chat populer mengalami gangguan keamanan pada 2023.

Bruce Schneier, pakar keamanan dunia maya menyebut penting bagi perusahaan penyedia AI untuk transparan terkait pemakaian data dan pengambilan keputusan oleh algoritma.

Cara Bijak Gunakan AI

Bukan berarti kita harus menghindari AI. Justru kita perlu menggunakannya sebagai partner, bukan sebagai satu-satunya pegangan hidup. Latih kemampuan berpikir logis dan kritis, cari berbagai referensi informasi, serta jangan lupa melatih intuisi sendiri.

Seperti kata Prof. Marcus, AI memang masa depan. Tapi manusialah yang harus tetap pandai-pandai mengarahkannya agar tidak kehilangan jati diri sebagai makhluk berakal dan penuh kreativitas.

Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Anime, Game, Tech dan Berita lainnya setiap hari melalui social media Gadget VIVA. Ikuti kami di :
Instagram @gadgetvivacoid
Facebook Gadget VIVA.co.id
X (Twitter) @gadgetvivacoid
Whatsapp Channel Gadget VIVA
Google News Gadget