Mobil Listrik GAC 2027 Bisa Jalan 1.000 Km Tanpa Ngecas, Ini Teknologinya!
- GAC Group
Yang membedakan pabrik ini adalah penerapan proses anoda kering (dry anode process) teknologi manufaktur mutakhir yang menyatukan seluruh tahapan produksi dalam satu alur terpadu. Pendekatan ini:
- Mengurangi limbah kimia
- Memangkas biaya operasional
- Meningkatkan konsistensi kualitas sel
- Mempercepat waktu produksi
Langkah ini menunjukkan bahwa GAC tidak hanya bermain di riset, tapi benar-benar siap memproduksi ASSB secara industri sesuatu yang masih menjadi tantangan bagi banyak produsen global, termasuk Toyota dan BMW.
Target Produksi Massal: 2027–2030, Dimulai dari Lini HYPTEC
GAC menargetkan produksi massal ASSB pada periode 2027–2030, dengan penerapan awal pada lini HYPTEC segmen premium GAC yang mengusung filosofi “private jet on wheels”.
Model pertama yang akan menerima ASSB diperkirakan meluncur pada 2026, menawarkan:
- Jarak tempuh >1.000 km
- Waktu pengisian ultra-cepat (target <15 menit untuk 80%)
- Performa akselerasi tinggi berkat respons daya instan
- Interior premium dengan fitur kesehatan dan kenyamanan canggih
Ini sejalan dengan strategi GAC memposisikan diri sebagai pemain premium di pasar EV, bukan hanya sebagai alternatif murah.
Strategi GAC untuk Indonesia: Dari AION V Hingga ASSB Masa Depan
Indonesia menjadi salah satu fokus utama ekspansi GAC. Pertumbuhan pasar EV lokal yang pesat, didorong oleh insentif pemerintah dan meningkatnya kesadaran lingkungan, menjadikan Tanah Air sebagai battleground strategis.
Saat ini, GAC sudah memperkenalkan empat model EV di Indonesia:
| Model | Jarak Tempuh (WLTP) | Fitur Unggulan |
| AION V | 505–602 km | Kulkas dalam mobil (dingin, beku, hangat) |
| AION Y Plus | 490 km | Desain LED DRL “Angel Wings” |
| AION UT | 500 km | Hatchback listrik jangkauan terjauh di kelasnya |
| Hyptec HT | >600 km | Interior premium ala private jet |
Namun, menurut Andry Ciu, CEO GAC Indonesia, semua ini hanyalah awal.
“ASSB merupakan langkah besar menuju mobilitas yang lebih maju dan berkelanjutan. Dengan jelajah lebih panjang dan pengalaman berkendara yang premium, teknologi ini akan mempercepat adopsi EV di Indonesia. Didukung kehadiran fasilitas manufaktur GAC di Tanah Air, kami berkomitmen menghadirkan inovasi global sekaligus memperkuat industri otomotif nasional.”
Pernyataan ini mengisyaratkan kemungkinan produksi lokal ASSB atau perakitan EV berbasis ASSB di Indonesia dalam jangka menengah langkah yang bisa menciptakan lapangan kerja dan transfer teknologi tingkat tinggi.