3 Drone Militer Paling Mematikan di 2025, Senjata Canggih Penentu Perang Modern

General Atomics MQ-9 Reaper
Sumber :
  • General Atomics

Menariknya, Bayraktar Kızılelma dikembangkan untuk menjalankan peran yang lebih luas. Selain misi serangan darat, drone ini juga diklaim mampu melakukan pertempuran udara. Dalam uji coba terbaru, Kızılelma dilaporkan berhasil meluncurkan rudal udara-ke-udara jarak jauh atau BVR. Kemampuan ini menjadikannya salah satu drone pertama yang mendekati fungsi jet tempur tanpa awak. Lebih jauh lagi, Kızılelma dirancang agar dapat beroperasi dari kapal induk drone, sehingga fleksibilitas penggunaannya semakin tinggi. Inilah alasan mengapa banyak analis militer menilai Kızılelma sebagai game changer dalam peperangan udara modern.

Heboh! Netanyahu Tiba-tiba Kunjungi Tentara Israel di Suriah

Sementara itu, Rusia tidak tinggal diam dalam persaingan teknologi drone. Sukhoi S-70 Okhotnik-B atau yang dikenal dengan julukan The Hunter menjadi andalan Moskow untuk menghadapi konflik skala besar. Drone ini memiliki desain sayap terbang yang besar dan mengusung konsep stealth. Ukurannya yang masif memungkinkan Okhotnik-B membawa muatan senjata dalam jumlah signifikan, sekaligus sistem elektronik canggih.

Keunggulan utama Okhotnik-B terletak pada kemampuannya beroperasi bersama jet tempur generasi terbaru Rusia, seperti Su-57. Konsep ini dikenal sebagai loyal wingman, di mana drone bertugas mendukung pesawat berawak dalam misi berisiko tinggi. Dengan kata lain, Okhotnik-B dapat dikirim lebih dulu ke wilayah berbahaya untuk membuka jalan atau mengalihkan perhatian pertahanan udara musuh. Dalam skenario tertentu, drone ini bahkan mampu menjalankan misi serangan mandiri tanpa campur tangan langsung pilot manusia.

Israel Gempur Gaza, 33 Warga Tewas dalam 24 Jam, Tank Israel Menerobos Garis Gencatan Senjata

Melihat ketiga drone tersebut, jelas bahwa medan perang modern tidak lagi didominasi sepenuhnya oleh pesawat berawak. Pada 2025, MQ-9 Reaper, Bayraktar Kızılelma, dan Sukhoi S-70 Okhotnik-B menjadi simbol perubahan strategi militer global. Ketiganya menunjukkan bagaimana teknologi tanpa awak mampu meningkatkan efektivitas tempur sekaligus mengurangi risiko kehilangan personel.

Ke depan, peran drone militer diperkirakan akan semakin dominan. Negara-negara besar terus berlomba mengembangkan teknologi kecerdasan buatan, sistem stealth, dan persenjataan canggih untuk disematkan pada UAV tempur. Dengan demikian, tidak berlebihan jika drone-drone ini disebut sebagai momok paling ditakuti di langit peperangan modern.

Gaza Hancur Setara Lima Hiroshima: Dubes Palestina Bongkar Fakta Mengerikan