AS Dakwa Warga Iran Atas Rencana Pembunuhan Trump dan Jurnalis

AS Dakwa Warga Iran Atas Rencana Pembunuhan Trump dan Jurnalis
Sumber :
  • NPR

Gadget – Pada Jumat lalu, Departemen Kehakiman Amerika Serikat merilis dakwaan terhadap Farhad Shakeri, pria berusia 51 tahun asal Iran, atas tuduhan konspirasi pembunuhan yang menyasar Donald Trump serta beberapa target penting lainnya.

Heboh! Trump Tiba-Tiba Dukung Putin, Desak Ukraina Korbankan Wilayah demi Damai

Shakeri diduga diminta oleh pejabat Garda Revolusi Iran untuk menyusun strategi pembunuhan terhadap Trump, yang kala itu dianggap calon kuat Presiden AS.

Dalam pengadilan yang digelar di Manhattan, AS mengajukan bukti bahwa Shakeri menerima perintah dari Garda Revolusi Iran pada September lalu untuk memantau dan menyusun rencana aksi terhadap Trump.

Rusia Klaim Menguasai 110 Km² di Ukraina, Perang Semakin Memanas!

Meski Shakeri tidak ditahan dan masih berada di Iran, dakwaan ini tetap dilanjutkan sebagai bentuk peringatan tegas terhadap jaringan kriminal yang dikendalikan dari luar negeri.

Bukti Dakwaan: Peran Garda Revolusi Iran

Heboh! Trump Ajukan Solusi Kontroversial untuk Akhiri Perang Rusia-Ukraina

Menurut dakwaan yang diajukan, Shakeri tak bertindak sendiri. Ia berkolaborasi dengan jaringan kriminal yang mencakup dua pria asal AS, Carlisle Rivera (49) dan Jonathon Loadholt (36). Kedua pria tersebut dilaporkan telah menerima tawaran senilai USD 100,000 (sekitar Rp1,5 miliar) untuk menargetkan seorang jurnalis Amerika yang kerap mengkritik kebijakan Iran.

Pihak berwenang menyebutkan bahwa jurnalis tersebut sudah menjadi target beberapa kali sebelumnya, sehingga ancaman ini semakin mengkhawatirkan. Rivera dan Loadholt pun kini telah ditahan di Distrik Selatan New York sembari menunggu sidang.

Rencana Terhadap Trump dan Strategi Iran

Selain Trump dan jurnalis AS tersebut, Shakeri juga diduga diperintahkan untuk merencanakan serangan terhadap dua pengusaha Yahudi Amerika di New York yang kerap menyuarakan dukungan terhadap Israel. Garda Revolusi Iran berharap agar Shakeri melaksanakan rencana ini dalam waktu tujuh hari, tetapi ia menunda eksekusi dengan alasan teknis.

Menurut pengakuan Shakeri, para pejabat Iran sempat menghentikan rencana ini karena mereka memperkirakan Trump akan kalah dalam pemilu, yang membuat misi ini tidak mendesak.

Kasus Tambahan: Plot Serangan Massal di Sri Lanka

Tidak hanya itu, Shakeri mengungkapkan adanya perintah lain dari kontaknya di Iran untuk merencanakan serangan massal terhadap wisatawan Israel di Sri Lanka pada Oktober 2024, tepat setahun setelah serangan Hamas terhadap Israel. Plot ini menunjukkan cakupan ambisi yang luas dari kelompok ini dalam melancarkan aksi-aksi mereka di berbagai negara.

Halaman Selanjutnya
img_title