Donald Trump Langkahkan 115 Sanksi Baru terhadap Iran, Ini Dampaknya!
- whyy
Gadget – Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, pada Kamis (31/7/2025) meluncurkan langkah keras terhadap Iran dengan memberlakukan lebih dari 115 sanksi kepada individu, entitas perusahaan, dan kapal yang terkait langsung atau tidak langsung dengan aktivitas Iran. Sanksi ini mencakup perusahaan yang berbasis di negara-negara seperti Hong Kong, Singapura, Swiss, Uni Emirat Arab (UEA), dan lainnya.
Dilansir AFP, Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, menyatakan bahwa gelombang sanksi ini adalah yang terbesar sejak pemerintahan Trump memulai kampanye "tekanan maksimal" terhadap Iran.
Sanksi Lebih dari 115 Target: Siapa dan Apa yang Terkena?
Departemen Luar Negeri AS Mengonfirmasi Sanksi Tambahan
Selain sanksi utama, Departemen Luar Negeri AS juga mengumumkan bahwa Trump telah memberlakukan sanksi terhadap 20 entitas, termasuk perusahaan di India, Indonesia, Turki, dan UEA karena keterlibatan mereka dalam perdagangan minyak dan produk petrokimia Iran. Selain itu, 10 kapal Iran juga masuk daftar sanksi.
Langkah ini dilakukan lebih dari sebulan setelah AS menyerang fasilitas program nuklir Iran, menargetkan situs-situs penting seperti Fordo, Isfahan, dan Natanz.
Menurut juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Tammy Bruce, sanksi ini bertujuan untuk melemahkan rezim Iran, terutama pembiayaan program nuklir mereka.
Pernyataan Resmi dari Pihak AS
Tidak Ada Ruang bagi Negara atau Individu yang Berbisnis dengan Iran
Tammy Bruce menekankan bahwa negara atau individu mana pun yang memilih untuk membeli minyak atau produk petrokimia Iran akan menghadapi risiko sanksi AS. "Mereka tidak akan diizinkan untuk melakukan bisnis dengan Amerika Serikat," kata Bruce.
Ia juga menambahkan bahwa AS akan terus menerapkan tekanan maksimal terhadap Iran hingga negara tersebut menerima kesepakatan yang memajukan perdamaian dan stabilitas regional serta menanggalkan ambisi pembangunan senjata nuklir.
Elit Rezim Iran Masuk Daftar Sanksi
Perusahaan dan kapal yang dikendalikan oleh Mohammad Hossein Shamkhani, putra dari penasihat politik utama Ayatollah Ali Khamenei, yaitu Ali Shamkhani, menjadi salah satu target sanksi. Menurut Departemen Keuangan AS, Hossein mengoperasikan armada yang terdiri dari lebih dari 50 kapal tanker dan kapal kontainer, digunakan untuk mengangkut minyak dan produk minyak Iran serta Rusia.