Timnas Indonesia Kini Berdiri di Tepi Jurang Antara Kegagalan dan Kemuliaan
- PSSI
Dengan asumsi sempurna Indonesia menang atas China dan Jepang, poin maksimal adalah 15. Di skenario ini, Arab Saudi hanya mentok di 10 poin, dan Australia terhenti di 13 poin. Artinya, posisi dua besar akan jadi milik Indonesia.
Antara Kenyataan dan Keajaiban
Apakah realistis berharap bisa menang melawan Jepang, tim kuat langganan Piala Dunia? Statistik berkata lain, namun sejarah sering kali ditulis oleh kejutan. Skuad Garuda di bawah Patrick Kluivert mungkin belum sempurna, tapi tak ada yang mustahil di sepak bola.
Laga kontra China (5 Juni) akan jadi penentu momentum. Jika bisa menang besar dan membangun kepercayaan diri, maka duel hidup mati melawan Jepang akan jadi panggung yang layak ditonton seluruh bangsa.
Meski begitu, perlu juga menyadari bahwa menanti hasil dari negara lain bukanlah posisi ideal. Ini bukan hanya tentang strategi di lapangan, tapi juga soal mentalitas, disiplin, dan seberapa besar keinginan untuk menciptakan sejarah.
Panggung Terakhir, Harapan Terakhir
Timnas Indonesia kini berdiri di tepi jurang antara kegagalan dan kemuliaan. Dua laga terakhir bukan sekadar pertandingan biasa, melainkan ujian akhir dari seluruh proses panjang. Dan jika semua bintang sejajar, sejarah bisa ditulis ulang—bahwa di 2026 nanti, Garuda bisa benar-benar terbang di panggung sepak bola dunia.