7 Negara dan Perusahaan yang Memasok Senjata Canggih ke Israel dan Membuatnya Unggul di Timur Tengah
- lifehack
Israel dikenal sebagai negara dengan kekuatan militer paling canggih di kawasan Timur Tengah. Kekuatan ini tidak datang begitu saja. Selain dari strategi dalam negeri yang kuat, dominasi militer Israel juga diperkuat oleh aliran senjata canggih dari sejumlah negara besar dunia serta dukungan dari industri pertahanan lokal. Siapa saja pemasok utama senjata Israel? Mari kita telusuri lebih lanjut.
Amerika Serikat: Pendukung Utama dan Paling Konsisten
Tak bisa dipungkiri, Amerika Serikat adalah sekutu terbesar Israel dalam hal pertahanan. Negeri Paman Sam ini tidak hanya memasok persenjataan canggih, tetapi juga memberikan bantuan militer tahunan yang nilainya mencapai 3,8 miliar dolar AS, melalui kesepakatan jangka panjang dari tahun 2016 hingga 2028.
AS memasok berbagai jenis senjata, mulai dari jet tempur seperti F-35, F-15, hingga F-16, sistem pertahanan udara Patriot, tank M1 Abrams, drone tempur, hingga sistem komunikasi militer yang sangat mutakhir. Lebih dari itu, kerja sama teknologi antara kedua negara melahirkan sistem pertahanan udara legendaris seperti Iron Dome, David’s Sling, dan Arrow missile system.
Jerman: Pengirim Kapal Selam Strategis
Berikutnya adalah Jerman. Negara ini, meski tidak sebesar AS dari sisi kontribusi, tetap menjadi mitra penting bagi militer Israel. Salah satu bantuan paling vital adalah pengiriman kapal selam Dolphin-class yang dapat membawa senjata nuklir. Uniknya, Jerman bahkan menanggung sebagian besar biaya pembelian kapal selam ini.
Kapal selam ini tidak hanya memperkuat pertahanan laut, tetapi juga memberi Israel keunggulan dalam melakukan serangan balasan dari bawah permukaan laut. Posisi deterrence Israel pun semakin kuat.
Inggris: Diam-Diam Menjadi Pemasok Komponen Kunci
Meski sikap politik Inggris terhadap konflik Timur Tengah cenderung hati-hati, negara ini tetap aktif dalam menjual komponen senjata ke Israel. Inggris memasok berbagai elemen penting seperti komponen jet tempur, sistem navigasi, teknologi drone, dan perlengkapan elektronik militer lainnya.
Namun, transaksi ini kerap menuai kritik, terutama karena senjata yang dijual sering digunakan dalam konflik seperti di Gaza. Meski begitu, kerja sama ini tetap berjalan.