Thailand Serang Kamboja dengan F-16: Ribuan Warga Mengungsi, Perang Perbatasan Memanas!

Thailand Serang Kamboja dengan F-16
Sumber :
  • lifeworks

Pada tahun 2013, Mahkamah Internasional (ICJ) telah menetapkan bahwa situs utama kuil Preah Vihear merupakan bagian dari wilayah Kamboja. Namun, sebagian wilayah di sekitarnya masih dipersengketakan hingga kini. Tak heran jika wilayah ini selalu menjadi sumber gesekan, terutama ketika sentimen nasionalisme sedang meningkat di dalam negeri masing-masing.

Live Streaming AFF U-19 Indonesia vs Kamboja 20 Juli 19:30, Garuda Pasti Menang

Ketegangan terbaru mulai mencuat sejak Mei 2025, saat seorang tentara Kamboja tewas dalam baku tembak di wilayah perbatasan. Insiden tersebut menjadi titik awal meningkatnya ketegangan yang kemudian berujung pada konflik bersenjata seperti yang terjadi saat ini.

Potensi Perang Terbuka

TOP 6 Rekomendasi Smart TV 50 Inch Murah di Agustus 2025

Dengan kondisi saat ini, potensi konflik semakin melebar. Baik Thailand maupun Kamboja dilaporkan telah mengerahkan lebih banyak pasukan dan peralatan berat ke daerah perbatasan. Tank, artileri, dan sistem pertahanan udara dikerahkan untuk berjaga-jaga jika terjadi eskalasi lanjutan.

Sementara itu, organisasi regional ASEAN bersama China menyerukan kedua pihak untuk menahan diri dan menyelesaikan sengketa melalui jalur diplomasi. Namun, hingga kini, belum ada tanda-tanda deeskalasi dari kedua belah pihak. Retorika panas dan saling tuduh justru semakin mendominasi pernyataan resmi dari masing-masing pemerintahan.

Rahasia Jitu Masakan Hemat ala Anak Kos: Tetap Enak Meski Dompet Tipis

Krisis Kemanusiaan Mengancam

Selain konflik bersenjata, masyarakat internasional juga mulai mengkhawatirkan potensi krisis kemanusiaan. Ribuan pengungsi kini hidup dalam kondisi darurat. Banyak anak-anak dan lansia yang harus bertahan tanpa fasilitas kesehatan dan pendidikan yang memadai.

Lembaga internasional seperti UNICEF telah menyampaikan keprihatinannya. Mereka mengingatkan bahwa jika konflik tidak segera dihentikan, dampaknya bisa sangat fatal bagi generasi muda di wilayah tersebut.

Apa yang Akan Terjadi Selanjutnya?

Melihat arah perkembangan konflik, analis keamanan kawasan memperingatkan bahwa situasi ini bisa menjadi lebih besar dari yang diperkirakan. Apalagi jika komunitas internasional lambat dalam mengambil tindakan mediasi. Banyak yang berharap agar jalur diplomasi segera dibuka kembali dan kedua negara bersedia melakukan dialog damai, sebelum situasi semakin tidak terkendali.

Untuk sementara waktu, dunia hanya bisa menunggu sambil berharap dua negara ini memilih jalur damai ketimbang perang terbuka. Karena jika tidak, Asia Tenggara bisa menghadapi salah satu krisis militer terbesarnya dalam satu dekade terakhir.