Adu Kuat Militer Israel vs Iran: Siapa yang Lebih Tangguh di Darat?
- lifeworks
Ketegangan antara Israel dan Iran sudah lama menjadi sorotan dunia. Dua negara ini kerap berhadapan secara tidak langsung, baik melalui konflik regional, perang proksi, hingga adu kekuatan di bidang militer. Salah satu aspek yang menarik perhatian adalah perbandingan kekuatan Angkatan Darat keduanya. Meski Iran terlihat unggul dari sisi jumlah, Israel punya kejutan di sektor teknologi dan taktik militer.
Jumlah Personel: Kuantitas Vs Efisiensi
Secara jumlah total personel militer, Iran terlihat lebih dominan dengan sekitar 1 juta personel (aktif dan cadangan). Sementara itu, Israel memiliki sekitar 645 ribu pasukan, termasuk tentara aktif dan cadangan.
Namun, ada hal menarik dari sistem militer Israel. Negara ini memberlakukan wajib militer bagi pria dan wanita, sehingga pasukan cadangannya sangat terlatih dan siap bergerak cepat saat dibutuhkan. Meski personel aktif Iran lebih banyak, Israel bisa memobilisasi pasukan cadangannya dalam waktu singkat—itulah kekuatan tersembunyi mereka.
Kekuatan Darat: Tank, Artileri, dan Kendaraan Tempur
Dalam hal persenjataan darat, Iran juga unggul secara kuantitas. Mereka memiliki sekitar 1.900 unit tank tempur utama, termasuk T-72 dan tank buatan lokal seperti Zulfiqar. Sebagai perbandingan, Israel mengandalkan sekitar 1.650 tank Merkava, yang merupakan produk dalam negeri dan sudah terkenal akan daya tahan serta sistem perlindungannya.
Untuk kendaraan tempur dan pengangkut pasukan (IFV & APC), Israel memiliki keunggulan dengan sekitar 10.000 unit, mengalahkan Iran yang memiliki sekitar 8.000 unit. Meski Iran memiliki lebih banyak artileri dan sistem roket peluncur berganda (MLRS), Israel justru unggul dari sisi presisi dan kecanggihan teknologi.
Dengan kata lain, Iran mengandalkan volume tembakan, sementara Israel bertumpu pada akurasi dan kekuatan serangan presisi.
Teknologi Militer: Israel Unggul Jauh
Di sektor ini, Israel berada jauh di depan. Negara ini dikenal sebagai salah satu negara dengan teknologi militer paling canggih di dunia. Sistem pertahanan seperti Iron Dome terbukti mampu menangkis ratusan roket sekaligus. Tak hanya itu, tank Merkava Mark IV juga sudah dibekali sistem perlindungan aktif Trophy APS untuk menghadapi rudal antitank.
Selain itu, Israel punya armada drone yang sangat modern seperti Elbit Hermes dan IAI Heron, serta sistem sensor dan AI yang terintegrasi di hampir semua sistem pertahanannya.
Sementara Iran memang terus berupaya mandiri dengan memproduksi persenjataan lokal, sebagian besar berbasis reverse engineering atau pengembangan dari senjata era Soviet. Iran dikenal gencar dalam pengembangan drone kamikaze dan rudal balistik jarak jauh, namun masih tertinggal dari Israel dalam hal presisi dan integrasi teknologi modern.
Strategi Tempur: Pre-emptive Strike vs Perang Gerilya
Dalam hal strategi, pendekatan kedua negara sangat berbeda. Israel mengedepankan doktrin serangan pendahuluan (pre-emptive strike). Artinya, jika mendeteksi ancaman, Israel tak segan untuk menyerang lebih dulu. Hal ini terbukti dalam sejumlah operasi militer mereka di masa lalu.
Sebaliknya, Iran lebih memilih strategi perang asimetris, dengan memanfaatkan milisi proksi seperti Hezbollah, Houthi, dan kelompok-kelompok Syiah di kawasan Timur Tengah. Iran juga mengandalkan serangan berlapis, termasuk drone murah dan rudal yang diluncurkan dari beberapa titik sekaligus.
Kekuatan Israel terletak pada respon cepat dan koordinasi antarunit, sedangkan Iran lebih piawai dalam menciptakan kerusuhan terkontrol di banyak front.
Dukungan Internasional: Siapa Punya Kawan Lebih Kuat?
Secara geopolitik, Israel memiliki keunggulan yang sangat besar. Mereka adalah sekutu utama Amerika Serikat dan juga didukung secara militer oleh beberapa negara NATO. Dukungan ini meliputi bantuan teknologi, pelatihan militer, bahkan suplai senjata.
Di sisi lain, Iran memiliki hubungan erat dengan Rusia dan China, namun dukungan yang diberikan masih terbatas dan lebih bersifat politis daripada teknis. Selain itu, Iran juga masih berada dalam bayang-bayang embargo senjata dan sanksi internasional, yang membatasi kemampuan mereka untuk berkembang pesat.
Siapa yang Lebih Unggul?
Jika dilihat dari data kasar, Iran memang unggul dalam jumlah tentara, artileri, dan kemampuan perang tidak simetris. Namun, Israel unggul telak dalam hal:
Teknologi militer
Respons cepat dan efisiensi tempur
Dukungan internasional
Sistem pertahanan udara dan integrasi AI
Dengan keunggulan ini, Israel dapat menghancurkan target dengan serangan presisi dalam waktu singkat, sementara Iran butuh waktu dan jumlah untuk menciptakan tekanan.
Namun, Jangan Remehkan Iran
Meski terlihat kalah dalam teknologi, Iran punya kekuatan di bidang perang jangka panjang dan gerilya. Mereka terbukti tahan terhadap tekanan dan mampu bertahan dalam konflik yang berlangsung lama, terutama dengan dukungan kelompok proksi.
Jika terjadi perang darat skala penuh, Israel mungkin akan unggul di awal, tapi Iran berpotensi menyulitkan dengan strategi perang kota, sabotase, dan operasi asimetris.
Konflik antara Israel dan Iran bukan sekadar adu jumlah tank atau roket. Ini adalah duel antara teknologi melawan strategi gerilya, efisiensi melawan kuantitas. Masing-masing punya keunggulan sendiri, tergantung jenis konflik yang terjadi.
Dalam perang modern, kecepatan, intelijen, dan presisi jauh lebih menentukan dari sekadar jumlah pasukan. Namun dalam skenario perang berkepanjangan dan penuh kejutan, Iran tetap menjadi lawan yang tidak bisa diremehkan.