Terungkap! Ini Sumber Senjata Houthi yang Bisa Gempur Israel dari Jauh
- lifeworks
Kelompok Houthi di Yaman, yang juga dikenal dengan sebutan Ansar Allah, belakangan ini sering menjadi sorotan karena serangan rudal dan drone jarak jauh mereka yang diarahkan ke wilayah Israel. Namun, banyak pihak bertanya-tanya: dari mana sebenarnya kelompok ini memperoleh teknologi dan persenjataan canggih tersebut?
Jawabannya mengarah pada satu negara utama: Iran. Dukungan yang diberikan Iran kepada Houthi tidak hanya berupa senjata, tetapi juga pelatihan, teknologi militer, hingga jalur logistik yang memungkinkan senjata masuk ke wilayah konflik. Berikut ini penjabaran lengkapnya:
Iran, Pemberi Dukungan Penuh
Iran telah menjadi sekutu dekat Houthi sejak awal konflik di Yaman. Hubungan keduanya dibangun atas dasar kepentingan geopolitik yang sejalan, yakni menghadang dominasi Arab Saudi, Amerika Serikat, dan Israel di kawasan Timur Tengah.
Bentuk dukungan Iran meliputi:
Pelatihan militer dan teknis yang diberikan kepada anggota-anggota Houthi. Latihan ini mencakup cara mengoperasikan rudal, merakit drone, serta melakukan serangan strategis jarak jauh.
-
Pengiriman komponen senjata, seperti bagian rudal balistik dan drone tempur. Komponen ini sering dikirim dalam bentuk kit agar mudah dirakit di lokasi tujuan.
Bantuan teknologi, terutama untuk mengembangkan atau memodifikasi rudal buatan lokal agar bisa digunakan sebagai senjata jarak jauh dengan presisi tinggi.
Jalur Laut Jadi Andalan Penyelundupan
Bukan rahasia lagi bahwa kawasan Laut Merah dan Laut Arab menjadi jalur strategis dalam penyelundupan senjata dari Iran ke Yaman. Jalur ini digunakan untuk mengelabui blokade atau pengawasan pihak lawan.
Iran disebut memanfaatkan:
Kapal nelayan dan kapal sipil, yang tampak biasa namun sebenarnya membawa senjata tersembunyi.
Pelabuhan strategis seperti Al Hudaydah yang berada di bawah kontrol Houthi, menjadi titik utama masuknya senjata dari luar negeri.
Meskipun beberapa pengiriman berhasil dicegat oleh pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi dan armada laut Amerika Serikat, namun masih banyak yang berhasil lolos.
Produksi Lokal Berkat Bantuan Teknologi Iran
Menariknya, Houthi kini tidak hanya bergantung pada senjata jadi dari luar negeri. Berkat bimbingan teknis dari Iran, mereka mampu mengembangkan senjata sendiri di dalam negeri.
Kelompok ini disebut melakukan:
Perakitan mandiri rudal dan drone berdasarkan rancangan Iran.
Modifikasi senjata lama, termasuk rudal buatan Soviet dan Korea Utara yang sebelumnya dimiliki oleh militer Yaman.
Beberapa jenis senjata yang diketahui digunakan Houthi antara lain:
Rudal Badr Series, yang merupakan pengembangan dari roket Katyusha.
Quds-1 dan Quds-2, yakni drone dan rudal jelajah yang kemiripannya sangat dekat dengan rudal Iran seperti Soumar atau Ya Ali.
Burkan-2H, sebuah rudal balistik yang hampir identik dengan Shahab-1 milik Iran.
Bantuan dari Proksi Iran Lainnya
Tidak hanya dari Iran langsung, kelompok Houthi juga menerima dukungan dari proksi Iran lainnya di kawasan, seperti Hizbullah di Lebanon dan Pasdaran (IRGC) dari Garda Revolusi Iran.
Hizbullah disebut memberikan pelatihan dalam bidang intelijen dan operasional militer.
IRGC sendiri diduga memiliki peran utama dalam menyusun strategi, menyalurkan senjata, dan memantau keberhasilan operasi militer Houthi dari jarak jauh.
Jaringan proksi ini menunjukkan bahwa dukungan terhadap Houthi bukan sekadar bantuan logistik biasa, melainkan bagian dari strategi besar Iran untuk memperluas pengaruh di kawasan.
Mengapa Houthi Menyerang Israel?
Pertanyaan selanjutnya: kenapa Houthi yang berbasis di Yaman, jauh dari Israel, ikut melancarkan serangan?
Motifnya erat kaitannya dengan solidaritas terhadap Palestina dan posisi ideologis mereka dalam poros perlawanan anti-Israel. Poros ini mencakup Iran, Suriah, Hizbullah, Hamas, dan Houthi sendiri.
Houthi ingin menunjukkan bahwa mereka adalah bagian dari perlawanan regional terhadap Israel. Maka tak heran bila dalam beberapa bulan terakhir, mereka telah meluncurkan:
Rudal balistik jarak menengah ke arah wilayah Israel selatan, termasuk ke kawasan Eilat.
Drone tempur jarak jauh, yang disebut telah menempuh ratusan kilometer sebelum dicegat oleh sistem pertahanan Israel seperti Iron Dome dan Arrow.
Israel sendiri mengklaim sebagian besar serangan berhasil dihentikan di udara, namun tetap menganggap ancaman dari Houthi sebagai serius.
Bila ditelusuri lebih dalam, maka tidak diragukan lagi bahwa Iran adalah aktor kunci di balik kekuatan militer Houthi. Lewat bantuan teknologi, pelatihan, hingga pengiriman senjata melalui jalur laut, Houthi berhasil membentuk kekuatan militer yang mampu menyerang sasaran jauh seperti Israel.
Keberadaan Houthi dalam jaringan proksi Iran memperluas medan konflik regional, dan menjadikan Yaman bukan hanya konflik internal, tetapi bagian dari perseteruan geopolitik yang lebih besar di Timur Tengah