Pete Sering Diremehkan, Padahal Khasiatnya Bisa Jadi Obat Alami
- lifehack
Pete atau petai (Parkia speciosa) sering kali mendapat stigma karena aromanya yang menyengat. Banyak orang enggan mengonsumsinya karena bau khasnya yang bisa tertinggal setelah makan. Namun di balik itu semua, pete ternyata menyimpan segudang manfaat kesehatan yang jarang diketahui masyarakat luas. Bahkan, sejumlah penelitian membuktikan bahwa pete mengandung zat gizi dan senyawa alami yang baik untuk tubuh. Mari kita telusuri satu per satu manfaat pete yang sering terabaikan.
Pertama, pete dikenal sebagai sumber antioksidan alami. Kandungan flavonoid, tannin, dan fenolik di dalamnya memiliki peran penting dalam melawan radikal bebas. Radikal bebas sendiri adalah molekul berbahaya yang bisa merusak sel tubuh serta memicu penyakit kronis, mulai dari kanker hingga gangguan degeneratif. Dengan mengonsumsi pete dalam jumlah wajar, tubuh mendapat perlindungan tambahan dari kerusakan sel yang kerap terjadi akibat gaya hidup modern.
Selain itu, pete juga bisa membantu menurunkan risiko hipertensi. Hal ini berkat kandungan kalium yang cukup tinggi. Kalium berfungsi menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh sekaligus mengendalikan tekanan darah. Tidak heran bila pete disebut-sebut bermanfaat bagi penderita tekanan darah tinggi. Menariknya lagi, kalium dalam pete bekerja layaknya obat alami yang menstabilkan fungsi jantung serta sistem peredaran darah.
Beranjak ke manfaat berikutnya, banyak orang mengira bahwa pete buruk bagi ginjal karena aromanya yang muncul saat buang air kecil. Padahal, faktanya pete justru berpotensi meningkatkan kesehatan ginjal. Di dalam pete terdapat senyawa alkaloid yang membantu membersihkan saluran kemih. Senyawa ini juga memiliki kemampuan mencegah infeksi ringan pada ginjal maupun kandung kemih. Jadi, anggapan bahwa pete merusak ginjal tidak sepenuhnya benar, asalkan dikonsumsi dengan porsi yang wajar.
Tak hanya itu, pete bisa menjadi sumber energi alami. Kandungan protein, karbohidrat, serta vitamin B kompleks di dalamnya membuat pete cukup efektif dalam mengembalikan tenaga. Bagi mereka yang sering merasa lelah atau mudah lemas, pete bisa dijadikan alternatif tambahan energi. Tidak mengherankan bila pete kerap menjadi makanan favorit di beberapa daerah sebagai pelengkap nasi panas yang menggugah selera.
Yang menarik, pete ternyata memiliki peran dalam mengurangi stres. Hal ini terkait dengan kandungan triptofan, sejenis asam amino yang dapat meningkatkan produksi serotonin dalam otak. Serotonin dikenal luas sebagai hormon bahagia, karena mampu memperbaiki suasana hati sekaligus meredakan rasa cemas. Jadi, konsumsi pete tidak hanya menyehatkan fisik, tetapi juga memberi efek positif pada kondisi mental.
Manfaat lainnya adalah kemampuannya dalam meningkatkan kesehatan pencernaan. Pete mengandung serat dalam jumlah cukup tinggi. Serat ini berfungsi memperlancar proses pencernaan, mencegah sembelit, serta menjaga kesehatan usus. Dengan pola makan tinggi serat, risiko gangguan pencernaan bisa ditekan sekaligus membantu tubuh menyerap nutrisi lebih baik.
Bagi penderita anemia, pete juga bisa menjadi pilihan makanan pendukung. Pasalnya, pete kaya akan zat besi yang membantu pembentukan sel darah merah. Kekurangan zat besi sering kali menyebabkan tubuh lemah, mudah lelah, hingga pusing. Dengan mengonsumsi pete secara rutin, tubuh mendapat asupan tambahan zat besi untuk membantu mencegah gejala anemia.
Tak hanya itu, pete juga diyakini berperan dalam mengurangi risiko diabetes. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa ekstrak pete mampu menurunkan kadar gula darah. Manfaat ini diduga muncul berkat senyawa alami yang bekerja meningkatkan sensitivitas insulin, sehingga kadar gula darah tetap terkendali. Walaupun masih memerlukan penelitian lebih lanjut, hasil ini cukup menjanjikan bagi penderita diabetes tipe 2.
Lebih jauh lagi, pete mendukung kesehatan jantung. Kandungan kalium dan magnesium di dalamnya membantu menjaga ritme detak jantung tetap stabil. Kedua mineral ini juga berperan mencegah penyumbatan pembuluh darah yang bisa memicu penyakit jantung koroner. Dengan kata lain, pete tidak hanya memberi manfaat jangka pendek, tetapi juga membantu melindungi organ vital tubuh.
Terakhir, jangan lupakan peran pete dalam mencegah penuaan dini. Antioksidan yang terkandung di dalamnya terbukti melawan tanda-tanda penuaan, seperti keriput, kulit kusam, hingga kerusakan sel akibat paparan sinar matahari. Mengonsumsi pete secara teratur, disertai gaya hidup sehat, dapat membantu menjaga kulit tetap segar dan awet muda.
Meski memiliki banyak manfaat, konsumsi pete tetap perlu dibatasi. Aromanya yang kuat sering kali menimbulkan rasa kurang nyaman, apalagi bagi orang di sekitar. Selain itu, mengonsumsi pete dalam jumlah berlebihan juga bisa memicu produksi gas dalam tubuh, yang menyebabkan perut kembung. Oleh sebab itu, bijaklah dalam mengatur porsinya.
Pada akhirnya, pete bukan sekadar makanan yang terkenal karena baunya. Di balik itu, terdapat berbagai khasiat luar biasa yang bisa mendukung kesehatan tubuh, mulai dari mencegah penyakit serius hingga menjaga keseimbangan emosional. Jadi, tidak ada salahnya memberi ruang untuk pete dalam menu makanan sehari-hari, tentu dengan catatan dikonsumsi dalam batas wajar.