Langkah Berani: Inggris hingga Portugal Akui Palestina, Benarkah Israel Kehilangan Dukungan?

Gelombang Dukungan untuk Palestina: Apakah Israel Mulai Terpojok?
Sumber :
  • lifeworks

Dinamika politik internasional kembali memanas pada September 2025. Sejumlah negara besar, termasuk dari kawasan Eropa dan sekutu tradisional Barat, mengambil langkah berani dengan secara resmi mengakui keberadaan negara Palestina. Langkah ini bukan hanya simbolis, melainkan juga menandai perubahan sikap diplomatik yang cukup signifikan. Pertanyaannya, apakah dukungan yang semakin meluas ini benar-benar membuat Israel terdesak di kancah global?

Konflik Gaza Panas Lagi! Israel Bombardir Rafah, AS Masih Bicara Soal Damai?

Dukungan Mengalir dari Negara-Negara Barat

Gelombang pertama datang dari Inggris, Kanada, dan Australia. Ketiga negara itu, yang selama bertahun-tahun dikenal dekat dengan kebijakan luar negeri Amerika Serikat, kini sepakat memberikan pengakuan resmi terhadap Palestina. Tidak berhenti di situ, Portugal juga menyusul mengambil langkah serupa. Sementara itu, Prancis, Belgia, Malta, Luxembourg, dan Andorra menyatakan komitmen untuk ikut mengakui Palestina sebagai negara berdaulat.

Drone Israel Serang Pasukan Perdamaian UNIFIL di Lebanon, PBB Kecam Pelanggaran Resolusi

Fenomena ini jelas menjadi momentum penting. Pasalnya, sebagian besar negara tersebut sebelumnya cenderung bersikap hati-hati dan enggan mengambil posisi yang dianggap berlawanan dengan Israel maupun Amerika Serikat. Kini, perubahan arah diplomasi ini menegaskan bahwa isu Palestina semakin mendapat perhatian serius di forum internasional.

Pengakuan dengan Syarat-Syarat Khusus

Guncang Dunia! Pengadilan Internasional Nyatakan Israel Lakukan Genosida di Gaza, AS Ikut Disorot

Namun, pengakuan yang diberikan tidak datang tanpa catatan. Banyak negara yang menyertakan kondisi tertentu sebagai bagian dari keputusan tersebut. Misalnya, adanya gencatan senjata yang berkelanjutan, pembebasan sandera, penghentian ekspansi permukiman Israel, serta penarikan pasukan dari sebagian wilayah yang disengketakan. Tak hanya itu, beberapa negara menekankan pentingnya pembatasan peran Hamas dalam pemerintahan Gaza sebagai syarat utama.

Kondisi ini mencerminkan sikap hati-hati. Negara-negara tersebut seolah ingin menyeimbangkan dukungan terhadap Palestina tanpa sepenuhnya mengabaikan faktor keamanan yang menjadi klaim utama Israel. Artinya, meskipun ada pengakuan, jalan menuju solusi permanen tetap dipenuhi syarat dan perundingan panjang.

Tekanan Diplomatik dan Opini Publik

Selain pengakuan formal, tekanan diplomatik juga semakin besar. Lembaga internasional, organisasi kemanusiaan, hingga media global terus menyoroti kondisi kemanusiaan di Gaza yang semakin memburuk. Suara publik internasional pun kian lantang mendesak adanya solusi dua negara atau two-state solution yang dianggap sebagai jalan paling realistis untuk menyudahi konflik berkepanjangan ini.

Halaman Selanjutnya
img_title