Coach Justin Bongkar Kesalahan Fatal Patrick Kluivert yang Sama Seperti Shin Tae-yong, Timnas Indonesia Kena Imbasnya
- YT/Justinus Lhaksana
Gadget – Pengamat sepak bola Justinus Lhaksana atau Coach Justin melontarkan kritik tajam terhadap pelatih Timnas Indonesia, Patrick Kluivert, usai kekalahan dari Arab Saudi pada laga keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Dalam laga yang digelar di King Abdullah Sports City Stadium, Jeddah, Kamis (9/10/2025) dini hari, Timnas Indonesia sempat unggul lebih dulu lewat penalti Kevin Diks. Namun keunggulan itu sirna setelah Arab Saudi membalikkan keadaan dan menang 3-2 berkat gol Wahe Saleh dan Feras Albrikan.
Kekalahan ini membuat asa Indonesia untuk mencuri poin pertama di ronde keempat kembali kandas. Di tengah kekecewaan itu, Coach Justin menyebut Kluivert melakukan kesalahan taktik fatal yang mirip dengan apa yang dulu dilakukan Shin Tae-yong saat kalah dari China.
Kritik Tajam: “Blunder Besar Tak Mainkan Thom Haye dari Awal”
Dalam ulasan di kanal YouTube miliknya, Coach Justin menyebut keputusan Kluivert tidak menurunkan Thom Haye sejak menit pertama sebagai langkah yang mengulang kesalahan lama.
“Thom nggak bisa main 90 menit, oke gua terima. Tapi kesalahan yang dilakukan pelatih sebelumnya, Shin Tae-yong, waktu lawan China, terjadi lagi. Saat itu Thom nggak dimainkan dari awal dan kita kalah,” ujar Justin.
Ia menegaskan bahwa tanpa Thom, Timnas Indonesia kehilangan kreativitas di lini tengah. Menurutnya, permainan Thom Haye yang mampu mengatur tempo dan membangun serangan justru sangat dibutuhkan sejak awal pertandingan.
“Kalau lo nggak mainin Thom dari awal, artinya lo nggak punya kreativitas. Itu jelas banget,” tegas Justin.
Duet Klok dan Pelupessy Tak Efektif
Dalam susunan pemain, Patrick Kluivert menurunkan Joey Pelupessy dan Marc Klok sebagai double pivot. Namun, kombinasi ini dinilai tak berjalan baik. Thom Haye baru masuk di menit ke-64 menggantikan Miliano Jonathans, dan saat itu permainan Indonesia sudah mulai tertekan.
Coach Justin pun menyoroti bahwa jarak antar lini terlalu renggang, terutama antara Pelupessy, Klok, dan Kambuaya, sehingga pertahanan Indonesia mudah ditembus.
“Di tengah, Pelupessy dan Klok jaraknya jauh banget sama Kambuaya. Tengahnya keteteran. Sorry to say, Klok main jelek banget. It happens, tapi tetap saja nggak bisa begini di level kualifikasi Piala Dunia,” ujarnya.