3 Pemain Irak yang Bisa Bikin Timnas Indonesia Ketar-Ketir di Laga Hidup-Mati
- tvonenews.com
Gadget – Timnas Indonesia akan kembali menghadapi tantangan berat saat berjumpa Irak pada lanjutan Grup B Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Setelah kalah tipis 2-3 dari Arab Saudi, skuad Garuda kini wajib tampil lebih disiplin dan fokus untuk menjaga asa lolos.
Laga kontra Irak akan berlangsung di Stadion King Abdullah Sports City, Jeddah, pada Minggu (12/10/2025) pukul 02.30 WIB. Pertemuan ini menjadi penentu penting bagi langkah Timnas Indonesia di ajang ini.
Irak sendiri bukan lawan baru. Dalam tiga pertemuan terakhir, Singa Mesopotamia selalu unggul atas Indonesia: menang 5-1 di Basra (November 2023), 3-1 di Piala Asia 2023, dan 2-0 di Jakarta (Juli 2024). Statistik ini jelas menandakan level permainan Irak yang jauh lebih konsisten.
Namun, Timnas Indonesia masih punya peluang jika mampu meminimalkan kesalahan dan meredam pemain kunci Irak yang dikenal sangat berbahaya.
1. Mohanad Ali – Striker dengan Insting Pembunuh
Salah satu ancaman utama bagi lini belakang Indonesia adalah Mohanad Ali, penyerang Dibba SCC. Pemain berusia 25 tahun ini sudah mencetak 20 gol untuk timnas Irak dan dikenal sebagai penyerang dengan naluri gol tinggi.
Ali memiliki keunggulan dalam duel satu lawan satu, kecepatan sprint, serta tendangan voli mematikan di kotak penalti. Ia sering menjadi pemecah kebuntuan di laga-laga penting.
Pertahanan Indonesia yang digalang Rizky Ridho dan Jordi Amat harus benar-benar waspada terhadap pergerakan Ali. Strategi seperti penjagaan ketat dan jebakan offside bisa menjadi cara efektif untuk menutup ruangnya.
Membatasi mobilitas Ali akan sangat berpengaruh terhadap efektivitas serangan Irak. Sekali saja diberi ruang, ia bisa langsung menghukum dengan penyelesaian klinis.
2. Zidane Iqbal – Otak Serangan yang Visioner
Nama Zidane Iqbal tentu tak asing di telinga penggemar sepak bola Asia. Gelandang 22 tahun yang kini memperkuat Utrecht FC ini merupakan sosok kreatif di lini tengah Irak.
Iqbal memiliki visi permainan ala Eropa dengan kemampuan membaca ruang dan memberikan umpan vertikal akurat. Ia kerap menjadi penghubung antara lini tengah dan lini depan, serta motor utama dalam membangun serangan cepat Irak.
Untuk menghadang perannya, gelandang bertahan seperti Joey Pelupessy atau Marselino Ferdinan harus berani melakukan pressing ketat. Marking individu dan antisipasi umpan antar lini akan sangat penting.
Jika Iqbal dibiarkan leluasa, tempo permainan akan dikontrol Irak dan membuat Indonesia kesulitan membangun serangan balik.
3. Frans Putros – Bek Serbaguna dengan Pengalaman di Liga 1
Menariknya, salah satu pemain Irak justru sangat mengenal karakter sepak bola Indonesia, yakni Frans Putros, bek kanan Persib Bandung.
Bek berusia 32 tahun ini punya gaya bermain agresif dengan kemampuan overlap tajam di sisi kanan. Selain itu, umpan silang dan passing panjangnya kerap menciptakan peluang bagi para penyerang Irak.
Pengalamannya bermain di Liga 1 membuat Putros lebih mudah membaca pola permainan Indonesia. Ia tahu bagaimana pergerakan pemain sayap Garuda, termasuk adaptasi terhadap ritme pressing.
Untuk mengantisipasinya, duet bek sayap seperti Sandy Walsh dan Calvin Verdonk perlu berkomunikasi intensif dengan gelandang bertahan. Koordinasi yang solid bisa memutus serangan Irak dari sisi sayap.
Selain itu, penerapan garis pertahanan tinggi dengan jebakan offside bisa dimanfaatkan untuk mematahkan overlap cepat Putros.
Meski kalah dari Arab Saudi, performa Timnas Indonesia sebenarnya menunjukkan potensi besar. Dua gol Kevin Diks menjadi bukti bahwa Garuda mampu menciptakan peluang berbahaya, bahkan melawan tim kuat Asia.
Namun, menghadapi Irak membutuhkan konsistensi dan disiplin lebih tinggi. Lini pertahanan tidak boleh lengah, sementara lini tengah harus mampu menjaga ritme agar tidak kehilangan kontrol permainan.
Selain faktor teknis, mental juga menjadi kunci. Irak dikenal sering memancing emosi lawan lewat duel fisik. Timnas Indonesia harus tetap fokus dan tidak mudah terpancing.
Hanya juara grup yang akan lolos langsung ke Piala Dunia 2026, sementara peringkat kedua berhak melaju ke babak berikutnya. Maka, hasil imbang pun masih bisa berarti besar, asalkan skuad Garuda tetap solid dan tidak kehilangan arah permainan.
Dengan strategi yang matang dan disiplin tinggi, bukan mustahil Indonesia bisa menahan atau bahkan mengalahkan Irak. Karena dalam sepak bola, tak ada yang benar-benar mustahil selama 90 menit belum berakhir.
| Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Anime, Game, Tech dan Berita lainnya setiap hari melalui social media Gadget VIVA. Ikuti kami di : | |
|---|---|
| @gadgetvivacoid | |
| Gadget VIVA.co.id | |
| X (Twitter) | @gadgetvivacoid |
| Whatsapp Channel | Gadget VIVA |
| Google News | Gadget |