Obat Batuk Berujung Maut! Terungkap Kandungan Beracun dalam Sirup Coldrif yang Tewaskan 14 Anak

Obat Batuk Berujung Maut!
Sumber :
  • ilustrasi

Kasus ini pun mengingatkan kembali pada tragedi serupa yang pernah mengguncang dunia medis. Beberapa tahun lalu, berbagai negara seperti Gambia, Uzbekistan, dan Indonesia juga pernah melaporkan kematian anak akibat konsumsi sirup obat yang mengandung dietilen glikol (DEG) dan etilen glikol (EG).

Dibuang Patrick Kluivert, Egy Maulana Vikri Bikin Geger Asia Usai Bawa Dewa United Menang Besar

Untuk diketahui, etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG) merupakan pelarut industri yang lazim digunakan dalam produk non-farmasi, seperti cairan pendingin mobil (antifreeze), minyak rem, plastik, serta cairan pembersih industri. Kedua bahan kimia ini tidak pernah disetujui untuk digunakan dalam obat-obatan karena sifatnya yang sangat beracun bagi tubuh manusia.

Secara global, lembaga pengawas obat menetapkan ambang batas kontaminasi DEG dan EG harus sangat rendah, maksimal hanya 0,1 persen dari total bahan dalam formulasi akhir sirup obat. Jika kadarnya melebihi batas tersebut, risiko keracunan meningkat drastis, terutama pada anak-anak yang organ ginjalnya masih berkembang dan lebih rentan terhadap racun kimia.

Arya Sinulingga Bocorkan Waktu Hadirnya Pelatih Baru Timnas Indonesia, Bisa Muncul di FIFA Matchday Maret 2026

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga telah berulang kali memperingatkan pemerintah di berbagai negara untuk mewaspadai potensi kontaminasi DEG dan EG dalam obat-obatan anak. WHO menegaskan bahwa bahkan jumlah kecil sekalipun dapat menyebabkan kerusakan ginjal berat dan berakibat fatal. Oleh karena itu, setiap kecurigaan adanya kontaminasi zat ini harus segera ditangani sebagai keadaan darurat kesehatan masyarakat.

Lantas, apa yang sebenarnya terjadi ketika DEG tertelan oleh anak-anak? Ketika masuk ke tubuh, senyawa ini akan dimetabolisme menjadi produk turunan yang sangat toksik, seperti asam glikolat, asam oksalat, dan asam diglikolat. Zat-zat ini akan menyerang berbagai organ vital, terutama ginjal.

Dua Jebolan Liga Belanda Siap Dinaturalisasi, PSSI Bisa Dapat Tambahan Amunisi Timnas dari Eks Juara Eropa

Pada tahap awal, anak yang mengalami keracunan mungkin menunjukkan gejala ringan seperti mual, muntah, dan nyeri perut. Namun, dalam hitungan jam hingga hari, racun ini mulai merusak ginjal dan sistem saraf pusat. Proses ini bisa menyebabkan asidosis metabolik, yaitu kondisi ketika tubuh memproduksi terlalu banyak asam sehingga darah menjadi beracun. Jika tidak segera ditangani, pasien dapat mengalami gagal ginjal akut dan kehilangan nyawa.

Selain menyerang ginjal, efek toksisitas DEG juga bisa menjalar ke organ lain, menyebabkan kerusakan hati, gangguan metabolisme, dan bahkan kerusakan otak. Dalam banyak kasus, korban meninggal akibat kerusakan organ ganda yang terjadi secara progresif.

Halaman Selanjutnya
img_title