Ragunan Jadi Lautan Manusia! Wisata Malam Perdana Diserbu 2.900 Pengunjung, Warga Antusias Nikmati Sensasi Lihat Satwa di Gelap Malam!
- ragunan
Bambang Wahyudi menjelaskan bahwa wisata malam tidak berarti semua satwa bisa dilihat. Sebagian hewan tetap beristirahat sesuai dengan siklus biologisnya. Namun, ada beberapa jenis satwa yang memang aktif di malam hari dan bisa diamati oleh pengunjung. Beberapa di antaranya adalah burung hantu, kelelawar, serta beberapa jenis kucing besar seperti macan tutul yang cenderung lebih aktif setelah matahari terbenam.
Pengunjung pun terlihat menikmati pengalaman ini. Salah satunya Fika, warga Jakarta Utara yang datang bersama tiga temannya. Ia mengaku sudah tiba di Ragunan sejak pukul 15.00 agar bisa masuk lebih awal saat gerbang dibuka. “Saya pengin lihat binatang, tapi juga pengin naik sepeda keliling. Seru aja ngerasain Ragunan malam-malam, pengalaman baru banget,” ujarnya sambil tersenyum.
Fika mengatakan, ini adalah kunjungan pertamanya ke Ragunan setelah bertahun-tahun. Ia ingin kembali menghidupkan kenangan masa kecilnya. “Dulu waktu kecil sering banget ke sini sama keluarga. Sekarang udah dewasa, jadi pengin ngerasain lagi tapi versi malamnya. Kayak nostalgia gitu,” ucapnya.
Wisata malam di Ragunan memang menawarkan atmosfer berbeda dari biasanya. Saat siang hari, pengunjung biasanya disambut hiruk-pikuk dan terik matahari. Namun, pada malam hari, suasana berubah menjadi lebih tenang dengan udara yang sejuk dan pencahayaan yang temaram. Banyak pengunjung yang memanfaatkan momen ini untuk berswafoto di area taman yang dihiasi lampu-lampu dekoratif.
Selain menambah daya tarik wisata, kegiatan ini juga diharapkan mampu meningkatkan minat masyarakat terhadap konservasi satwa. Dengan melihat bagaimana perilaku hewan di malam hari, pengunjung diharapkan bisa lebih memahami pentingnya menjaga kelestarian alam dan habitat mereka.
Namun demikian, pihak pengelola tetap berhati-hati dalam menjalankan program ini. Mereka memastikan setiap kegiatan berlangsung dengan memperhatikan kesejahteraan satwa. “Kita tidak ingin mengganggu pola hidup hewan-hewan di sini. Karena itu, hanya area tertentu yang dibuka untuk pengunjung, dan tidak semua kandang diterangi lampu terang,” ujar Bambang.
Sebagai tahap awal, wisata malam di Ragunan ini direncanakan berlangsung beberapa kali dalam sebulan sebagai bagian dari evaluasi. Jika hasilnya positif, tidak menutup kemungkinan wisata malam akan menjadi agenda rutin yang bisa dinikmati warga Jakarta dan wisatawan dari luar daerah.