Haru dan Luka di Jeddah! Calvin Verdonk & Thom Haye Menangis Saat Indonesia Gagal ke Piala Dunia 2026

Calvin Verdonk
Sumber :
  • ig/thehayeway

Bagi banyak orang, tangisan Calvin dan Thom bukan sekadar ekspresi kecewa, tetapi juga simbol dari perjuangan tanpa henti. Mereka telah memberikan segalanya di lapangan, namun nasib belum berpihak kepada Garuda.

Bobotoh Persib Diuji! Atep Nilai Bojan Hodak Pantas Jadi Pelatih Timnas Indonesia

Harapan yang Terkubur

Kegagalan ini terasa semakin menyayat hati jika melihat usia kedua pemain tersebut. Calvin Verdonk kini berusia 28 tahun, sementara Thom Haye sudah menginjak 30 tahun. Dengan jarak lima tahun menuju Piala Dunia berikutnya pada 2030, peluang mereka untuk tampil di ajang bergengsi itu bisa dikatakan menipis. Ketika usia sudah tidak lagi muda untuk seorang pemain profesional, kesempatan untuk bermain di level tertinggi dunia semakin kecil.

Eks Penerjemah Shin Tae-yong Sindir Beckham Putra: “Paling Masalah Itu Postur Tubuhnya!”

Namun, bagi keduanya, perjalanan belum berakhir. Mereka masih bisa menjadi tulang punggung Indonesia di ajang-ajang besar lain yang menanti di depan mata. Ada Piala AFF 2026 yang akan berlangsung pada Juli hingga Agustus, serta Piala Asia 2027 pada Januari mendatang. Kedua kompetisi itu bisa menjadi ajang kebangkitan bagi para pemain Garuda untuk menebus kegagalan ini.

Suporter Tetap Bangga

Tiga Pelatih Dunia Minati Timnas Indonesia: Donadoni Hingga Oscar Garcia Siap Merapat!

Meski gagal melangkah ke Piala Dunia, dukungan dari suporter Indonesia tidak surut. Di stadion Jeddah maupun di tanah air, para pendukung Garuda tetap memberikan apresiasi tinggi. Media sosial dipenuhi pesan-pesan dukungan dan semangat, dengan tagar seperti #GarudaTetapTerbang dan #BangkitIndonesia yang menjadi trending. Banyak yang menilai perjuangan Timnas kali ini tetap layak dibanggakan karena Indonesia berhasil mencapai putaran keempat kualifikasi, sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, bahkan turut menyampaikan permohonan maaf dan rasa terima kasih. Ia mengakui hasil ini belum sesuai harapan, namun menegaskan bahwa proses pembenahan akan terus berjalan. Erick juga menyoroti semangat para pemain yang tetap menunjukkan profesionalisme hingga menit terakhir pertandingan.

“Perjalanan kita belum selesai. Kegagalan ini akan menjadi pelajaran berharga untuk membangun tim yang lebih kuat ke depan,” ujar Erick dalam pernyataannya.

Masa Depan Timnas

Bagi pelatih Patrick Kluivert, kekalahan ini menjadi ujian berat. Strateginya banyak menuai kritik, terutama dari media dan pengamat sepak bola internasional. Sejumlah pihak menilai gaya permainan Kluivert terlalu kaku dan tidak menyesuaikan karakteristik pemain Indonesia. Bahkan, rumor mengenai masa depannya di kursi pelatih mulai menguat setelah pertandingan melawan Irak tersebut.

Halaman Selanjutnya
img_title