Tangis Haru di Gaza! Azan Pertama Bergema Setelah Hamas dan Israel Sepakat Damai

Raksasa Pertahanan Dunia Raup Untung di Tengah Derita Gaza
Sumber :
  • israel

Gaza akhirnya kembali mendengar suara azan yang menggema di antara puing-puing bangunan yang porak-poranda. Momen menggetarkan itu terjadi tak lama setelah kesepakatan damai tercapai antara Hamas dan Israel, mengakhiri konflik yang selama ini memakan banyak korban jiwa dan menghancurkan berbagai sudut wilayah Palestina.

Konflik Gaza Panas Lagi! Israel Bombardir Rafah, AS Masih Bicara Soal Damai?

Sebuah video yang diunggah akun Instagram @rahaffagha, warga Gaza yang masih bertahan di tengah reruntuhan kota, memperlihatkan suasana yang membuat banyak orang terharu. Dalam video tersebut, lantunan azan terdengar begitu merdu dan menggema ke seluruh penjuru Gaza. Suara itu bukan sekadar panggilan salat, tetapi juga simbol kemenangan, ketabahan, dan harapan baru bagi warga yang selama bertahun-tahun hidup dalam ketakutan.

Perang sudah berakhir. Kami mendengar kabarnya, tapi kami tidak percaya itu benar-benar terjadi. Namun ternyata memang terjadi, dan aku berharap inilah benar-benar akhirnya,” tulis @rahaffagha dalam unggahannya yang kini viral di berbagai platform media sosial.

Rusia Pamer Rudal Nuklir Abadi! Burevestnik Diklaim Bisa Terbang Keliling Bumi Tanpa Terlacak!

Warga Gaza yang mendengar azan tersebut tidak mampu menahan air mata. Banyak di antara mereka yang menangis sambil memeluk keluarga, seolah tak percaya kedamaian yang selama ini mereka doakan akhirnya datang. Suasana yang awalnya dipenuhi suara ledakan dan tangisan kini berganti menjadi lantunan doa dan rasa syukur.

Simbol Perdamaian dan Awal Baru

Putin Gegerkan Dunia! Rusia Sukses Uji Coba Rudal Nuklir Burevestnik yang Tak Terkalahkan oleh NATO

Azan yang berkumandang di Gaza itu menjadi simbol kuat bahwa kehidupan akan kembali berjalan. Setelah berbulan-bulan terjebak dalam ketegangan dan kehancuran, warga kini bisa berharap pada masa depan yang lebih tenang. Perdamaian antara Hamas dan Israel ini bukan hanya disambut oleh warga Palestina, tetapi juga oleh dunia internasional yang telah lama menantikan berakhirnya konflik berdarah tersebut.

Negara-negara di Timur Tengah, termasuk Qatar dan Turki, disebut memainkan peran penting dalam proses perdamaian ini. Qatar, yang selama ini menjadi mediator dalam berbagai negosiasi antara kedua pihak, kembali menunjukkan pengaruh diplomatiknya di kawasan. Sementara Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, memberikan peringatan keras kepada Israel agar tidak lagi menyerang Gaza. Ia menegaskan bahwa setiap tindakan agresi baru akan dibalas dengan konsekuensi besar di mata dunia.

Langkah Nyata Setelah Gencatan Senjata

Sebagai tindak lanjut dari kesepakatan damai, pemerintah Israel dilaporkan akan membuka kembali perbatasan Rafah. Langkah ini memungkinkan penduduk Gaza yang sebelumnya terjebak di luar negeri untuk pulang ke tanah kelahiran mereka.

Menurut laporan Army Radio Israel pada Sabtu (11/10/2025), keputusan pembukaan perbatasan Rafah merupakan bagian dari lampiran kesepakatan gencatan senjata yang termasuk dalam rencana perdamaian yang diusulkan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Ini menjadi pertama kalinya sejak perang meletus pada 7 Oktober 2023, warga Gaza dapat kembali ke rumah mereka melalui jalur tersebut.

Namun, proses pemulangan tidak bisa langsung dilakukan. Pemerintah Israel dan Mesir masih membahas berbagai aspek teknis, termasuk mekanisme keamanan, persyaratan administrasi, serta alur kerja di lapangan. Setelah kesepakatan teknis ditandatangani, ribuan warga Gaza yang terdampar di luar negeri akan segera diizinkan melintas kembali melalui perbatasan Rafah.

Selain pemulangan, kesepakatan ini juga membuka kesempatan bagi warga yang ingin meninggalkan Gaza menuju Mesir. Langkah tersebut diharapkan bisa memberikan ruang bagi masyarakat yang selama ini kesulitan mengakses layanan kesehatan, pendidikan, dan bantuan kemanusiaan akibat blokade yang panjang.

Harapan untuk Masa Depan yang Lebih Damai

Meski jalan menuju perdamaian sejati masih panjang, suasana di Gaza kini dipenuhi optimisme baru. Lantunan azan pertama setelah gencatan senjata menjadi simbol penting bahwa kehidupan akan terus berjalan. Anak-anak kembali bermain di jalanan, meski di antara reruntuhan; para ibu mulai menata rumah seadanya; dan para pria kembali memperbaiki masjid yang rusak agar bisa menjadi tempat ibadah bagi seluruh warga.

Bagi rakyat Gaza, perdamaian bukan hanya berarti berakhirnya perang, tetapi juga kesempatan untuk membangun kembali kehidupan yang layak. Mereka berharap dunia internasional tidak sekadar menonton, tetapi turut membantu proses rekonstruksi dan memastikan agar kesepakatan damai ini benar-benar bertahan lama.

Sementara itu, pihak Israel disebut juga tengah menyiapkan langkah-langkah pengamanan di wilayah perbatasan untuk memastikan tidak ada pelanggaran selama masa transisi menuju stabilitas penuh. Tentara Israel dikabarkan menerima instruksi untuk menahan diri dan fokus pada implementasi kesepakatan yang telah disetujui kedua pihak.

Dukungan Global

Banyak negara menyambut positif kabar damai ini. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebutnya sebagai momen penting yang bisa membuka jalan menuju solusi jangka panjang di Timur Tengah. Amerika Serikat pun menegaskan komitmennya untuk terus mengawal proses perdamaian agar tidak kembali terpecah oleh provokasi atau konflik baru.

Organisasi kemanusiaan dunia juga mulai bersiap untuk kembali menyalurkan bantuan ke Gaza. Ribuan ton bahan makanan, obat-obatan, dan kebutuhan pokok lainnya sedang dalam proses pengiriman melalui jalur Mesir.

Gaza Menyambut Fajar Baru

Kini, Gaza mulai menatap fajar baru dengan hati penuh harapan. Suara azan yang menggema di udara menjadi pertanda awal babak baru dalam sejarah Palestina. Meski luka lama belum sepenuhnya sembuh, warga Gaza tahu bahwa perdamaian adalah langkah pertama menuju kehidupan yang lebih baik.

Dalam setiap gema azan yang kini berkumandang, terselip doa agar perang tidak lagi kembali. Bagi rakyat Gaza, perdamaian ini bukan sekadar kesepakatan politik, melainkan mukjizat yang lahir dari doa panjang dan pengorbanan yang tak terhitung jumlahnya. Mereka percaya, selama masih ada azan yang menggema, selalu ada harapan bahwa kedamaian akan tetap terjaga.