Media Curacao Ternyata Sudah Ramal Gaya Main Kluivert, Kini Terbukti Setelah Timnas Indonesia Gagal
- x.com
“Saya benar-benar kecewa. Semua sudah berusaha maksimal, dari staf hingga pemain. Kami telah memberikan yang terbaik untuk negara ini,” ujar Kluivert usai laga di Jeddah.
Sayangnya, ucapan itu tidak cukup meredakan kemarahan publik. Di berbagai media sosial, tagar #PatrickKluivertOut menjadi trending topic. Banyak penggemar mendesak PSSI untuk segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap posisi sang pelatih.
Kritik juga datang dari beberapa mantan pemain dan pengamat sepak bola nasional yang menilai gaya permainan Indonesia di bawah Kluivert terlalu pasif dan tidak memiliki arah jelas. Mereka menilai, alih-alih tampil menyerang, Indonesia justru sering kehilangan fokus di momen penting.
Rekam Jejak di Curacao Kembali Jadi Sorotan
Sebelum melatih Timnas Indonesia, Kluivert sempat menangani Curacao pada periode 2015–2016. Saat itu, ia berhasil membawa beberapa pemain keturunan Belanda bergabung, namun performa tim di atas lapangan tidak menunjukkan peningkatan signifikan.
Kritik terhadap metode kepelatihannya bahkan sudah muncul sejak saat itu. Beberapa laporan media Curacao menyebutkan bahwa Kluivert kurang mampu membangun sistem permainan yang stabil dan kerap mengandalkan improvisasi pemain di lapangan.
Kini, situasi serupa terjadi di Indonesia. Meski memiliki sejumlah pemain keturunan seperti Jay Idzes, Calvin Verdonk, Elkan Baggott, dan Maarten Paes, tim asuhan Kluivert justru tampil kurang solid di fase krusial.
Hal ini membuat publik merasa seolah “ramalan” media Curacao benar adanya: Kluivert mampu menarik pemain hebat, tetapi tidak bisa mengoptimalkan potensi mereka dalam sistem permainan yang efektif.
Setelah kegagalan ini, desakan terhadap PSSI semakin kuat. Banyak yang menilai federasi perlu segera melakukan evaluasi, tidak hanya terhadap pelatih, tetapi juga terhadap struktur tim nasional secara menyeluruh.
Beberapa pihak menilai, Indonesia membutuhkan pelatih yang lebih memahami karakter sepak bola Asia Tenggara, bukan hanya nama besar di Eropa. Sosok yang mampu menyesuaikan strategi dengan kualitas pemain dan kultur kompetisi lokal.
Meski begitu, belum ada pernyataan resmi dari PSSI terkait masa depan Kluivert. Namun jika melihat tekanan publik dan hasil di lapangan, posisinya kini berada di ujung tanduk.