Park Hang-seo Disebut Lebih Cocok Gantikan Kluivert di Timnas Indonesia, Media Vietnam Soroti Peluangnya

Selain dua nama tersebut, KFA juga menunjuk tiga sosok lain sebagai wakil presiden: Kim Byung-ji (Presiden Gangwon FC), Lee Yong-soo (mantan Wakil Presiden KFA), dan Shin Jung-sik (Presiden Asosiasi Sepak Bola Jeonnam).

Meskipun kini memiliki jabatan baru di Korea, nama Park Hang-seo tetap ramai diperbincangkan di Indonesia. Banyak penggemar menilai gaya kepelatihannya yang tegas, disiplin, dan penuh motivasi cocok dengan karakter pemain Timnas Indonesia yang membutuhkan figur pemimpin kuat di ruang ganti.

Park dikenal mampu membangun mental juang pemain muda, hal yang selama ini menjadi kelemahan utama Indonesia di level internasional. Ia juga dikenal piawai membaca karakter lawan dan menciptakan taktik realistis sesuai kemampuan tim.

Beberapa pengamat menilai, jika PSSI berani mendekati Park, Indonesia bisa mendapat pelatih dengan kombinasi pengalaman Asia, mentalitas juang tinggi, serta pemahaman mendalam tentang sepak bola regional.

Sementara itu, Patrick Kluivert terus berada di bawah tekanan setelah gagal membawa Indonesia melaju di dua edisi Kualifikasi Piala Dunia. Gaya melatihnya yang dianggap terlalu kaku dan kurang adaptif membuat banyak pihak meragukan efektivitasnya dalam jangka panjang.

Pertanyaan besar kini muncul: apakah Park Hang-seo akan kembali ke Asia Tenggara untuk memimpin Timnas Indonesia? Media Vietnam sendiri menyebut wacana ini bukan sekadar rumor. Dengan rekam jejaknya yang gemilang dan pemahaman mendalam terhadap sepak bola kawasan, Park dinilai sebagai kandidat ideal untuk membangkitkan Garuda dari keterpurukan.

Meski belum ada pernyataan resmi dari PSSI, desakan publik dan analisis media internasional membuat isu ini terus bergulir. Para pendukung Timnas Indonesia berharap Park dapat menjadi “penyembuh luka” setelah masa sulit di bawah Kluivert.

Dengan reputasi dan karakter kepemimpinan yang kuat, Park Hang-seo bisa menjadi sosok yang tepat untuk memulai era baru Timnas Indonesia—era yang menuntut bukan hanya teknik, tapi juga mental dan disiplin juang tinggi di lapangan.