3 Alasan Keras PSSI Pecat Patrick Kluivert, Nama Shin Tae-yong Ikut Disinggung

Patrick Kluivert
Sumber :
  • x.com

Gadget – PSSI akhirnya mengakhiri kerja sama dengan Patrick Kluivert sebagai pelatih Timnas Indonesia pada Kamis (17/10/2025). Pemutusan kontrak dilakukan melalui mekanisme mutual termination atau kesepakatan bersama antara kedua pihak.

PSSI Tekor Rp100 Miliar! Rahasia Biaya Fantastis Pemecatan Shin Tae-yong dan Patrick Kluivert

Dalam pernyataan resminya, PSSI menegaskan keputusan ini merupakan hasil dari evaluasi menyeluruh terhadap performa dan arah pengembangan sepak bola nasional. Meski kerja sama baru berjalan kurang dari setahun, federasi menilai perlu ada langkah baru demi kemajuan Timnas Indonesia di berbagai level, baik senior, U-23, maupun U-20.

"Setelah bekerja bersama selama hampir 12 bulan, kami mengucapkan terima kasih kepada Coach Patrick Kluivert dan staf atas dedikasi serta kontribusi mereka bagi sepak bola Indonesia," tulis PSSI dalam keterangan resminya.

Media Vietnam Sindir PSSI: Timnas Indonesia Tak Akan Maju Selama Gonta-ganti Pelatih

3 Alasan DPR Nilai Pemecatan Kluivert Sudah Tepat

Isu Kembalinya Shin Tae-yong Menggema! Apa Kata Ketua BTN Soal Dukungan Exco PSSI?

Anggota Komisi X DPR RI Fraksi PKB, Habib Syarief Muhammad, mengungkap tiga alasan kuat di balik pemecatan Patrick Kluivert. Ia menilai desakan publik yang meminta pergantian pelatih bukan hal yang berlebihan.

1. Tidak Ada Peningkatan Performa Timnas

Menurut Habib, grafik kemenangan Timnas Indonesia di bawah asuhan Kluivert tidak menunjukkan peningkatan yang berarti.
“Saya kira wajar kalau masyarakat berharap Patrick diganti. Grafiknya tidak naik, baik saat melawan China maupun beberapa laga uji coba lainnya,” ujarnya di Kompleks Parlemen, Senayan.

Hasil-hasil minor itu dinilai menjadi indikator utama bahwa strategi dan metode kepelatihan Kluivert belum efektif membawa perubahan positif bagi Timnas.

2. Gagal Melawan Tim-Tim Asia

Habib menilai Kluivert kesulitan menemukan pola permainan yang cocok untuk menghadapi lawan dari negara-negara Asia. Ia bahkan membandingkannya dengan masa kepelatihan Shin Tae-yong, yang menurutnya lebih berhasil mengangkat performa Garuda.

“Kalau dilihat, Kluivert belum punya model permainan yang kuat untuk melawan kesebelasan Asia. Sedangkan saat Shin Tae-yong melatih, terlihat grafik kemajuan yang nyata,” ujar Habib.

Ia juga menambahkan bahwa meski secara hubungan personal Kluivert cukup dekat dengan pemain, kedekatan itu belum mampu diterjemahkan menjadi hasil di lapangan.

3. Waktu Latihan yang Terbatas

Faktor ketiga yang disoroti Habib adalah terbatasnya waktu latihan antara Kluivert dan pemain Timnas.
“Tidak sepenuhnya salah Kluivert, karena waktu berkumpul dan latihan bersama memang sangat terbatas,” kata Habib.

Meski begitu, ia menilai PSSI tidak bisa menahan arus tekanan publik yang begitu besar. “Ini bukan persoalan pribadi, tapi menyangkut harga diri bangsa,” tegasnya.


Dibandingkan dengan Era Shin Tae-yong

Nama Shin Tae-yong kembali disinggung dalam perdebatan soal performa Timnas. Habib menilai bahwa di era Shin, Timnas menunjukkan progres yang lebih jelas. Dari sisi taktik, organisasi permainan, hingga mental pemain, semuanya terlihat meningkat.

Sementara Kluivert, meski memiliki rekam jejak mentereng di Eropa, dinilai belum mampu menyesuaikan diri dengan karakter sepak bola Asia Tenggara dan dinamika pemain lokal.

“Padahal dari sisi chemistry, Kluivert itu lebih dekat dengan pemain. Tapi secara hasil, kita tidak bisa menutup mata bahwa Timnas di bawahnya belum berkembang,” ujar Habib.


PSSI menegaskan bahwa keputusan berpisah dengan Patrick Kluivert dilakukan secara profesional dan penuh rasa hormat. Federasi mengaku telah melakukan diskusi terbuka dengan pihak pelatih sebelum mencapai kesepakatan akhir.

“Setelah diskusi terbuka dan penuh rasa hormat, kedua pihak sepakat mengakhiri kerja sama. Kami doakan yang terbaik untuk langkah Kluivert dan timnya ke depan,” tulis PSSI dalam pernyataan resminya.

Langkah ini juga menjadi sinyal awal bagi PSSI untuk kembali melakukan pembenahan struktur kepelatihan nasional. Beberapa nama disebut-sebut akan menjadi kandidat pengganti, termasuk kemungkinan kembalinya pelatih lama Shin Tae-yong, yang masih mendapat dukungan besar dari publik sepak bola Indonesia.


Keputusan PSSI untuk mengakhiri kerja sama dengan Kluivert bukan hanya soal hasil pertandingan, melainkan bagian dari evaluasi jangka panjang terhadap sistem pembinaan Timnas.

Federasi berharap perubahan ini dapat membawa semangat baru bagi skuad Garuda. Meski berpisah lebih cepat dari kontrak dua tahun yang disepakati, Kluivert tetap mendapatkan apresiasi tinggi atas kerja keras dan profesionalismenya selama menangani Timnas.

Langkah ini menandai babak baru dalam perjalanan sepak bola Indonesia, di mana ekspektasi publik kini kembali tertuju pada siapa sosok pelatih berikutnya yang mampu membawa Garuda terbang lebih tinggi.

Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Anime, Game, Tech dan Berita lainnya setiap hari melalui social media Gadget VIVA. Ikuti kami di :
Instagram@gadgetvivacoid
FacebookGadget VIVA.co.id
X (Twitter)@gadgetvivacoid
Whatsapp ChannelGadget VIVA
Google NewsGadget