Resolusi PBB Resmi Berakhir! Iran Siap Bebas Kembangkan Nuklir Tanpa Batas?
- iran
Kini, dengan tidak adanya lagi pembatasan internasional, para pengamat memprediksi Iran akan memanfaatkan momen ini untuk memperluas kapasitas produksinya. Potensi peningkatan pengayaan uranium di atas 60 persen pun menjadi kekhawatiran utama, karena akan membuka celah menuju pengembangan senjata nuklir meskipun Teheran terus membantah tudingan tersebut.
Iran Bersikukuh Nuklirnya untuk Tujuan Damai
Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, dalam pidatonya di Sidang Umum PBB pada 24 September 2025, menegaskan bahwa negaranya tidak memiliki niat untuk membangun senjata nuklir. Ia menuding negara-negara Barat, khususnya Amerika Serikat dan Israel, sebagai pihak yang terus menebar tuduhan tak berdasar terhadap Iran.
“Iran tidak ingin membangun senjata nuklir. Kami hanya menuntut hak untuk memanfaatkan energi nuklir secara damai,” ujar Pezeshkian di hadapan para pemimpin dunia.
Namun, penegasan itu tampaknya belum cukup untuk menenangkan kekhawatiran global. Inggris, Prancis, dan Jerman—tiga negara Eropa yang dikenal sebagai E3—bahkan telah menyuarakan dukungan untuk mengaktifkan kembali sanksi terhadap Iran sejak Agustus lalu. Mereka menilai Teheran telah melanggar kesepakatan JCPOA dengan meningkatkan kadar pengayaan uraniumnya secara signifikan.
Di sisi lain, Iran tampak tidak gentar menghadapi kemungkinan diberlakukannya kembali sanksi. “Iran tidak akan tunduk pada tekanan apa pun. Kami tidak bisa ditekan,” ujar Araghchi menegaskan dalam wawancaranya beberapa waktu lalu.
Ketegangan Baru di Timur Tengah
Berakhirnya Resolusi 2231 dipandang banyak pihak sebagai awal dari babak baru ketegangan di kawasan Timur Tengah. Israel, yang selama ini menjadi pengkritik paling vokal terhadap program nuklir Iran, diyakini akan menekan sekutunya di Barat untuk mengambil langkah tegas.
Selama bertahun-tahun, Israel menuduh Iran berusaha secara diam-diam membangun kapasitas nuklir militer di balik dalih “energi damai.” Ketakutan itu kini semakin menguat karena berakhirnya mekanisme pengawasan dari PBB, yang sebelumnya menjadi alat utama untuk memantau setiap aktivitas nuklir Iran.
Para analis internasional menilai bahwa tanpa pengawasan dari resolusi tersebut, dunia kini kehilangan salah satu instrumen penting untuk memastikan transparansi program nuklir Iran. Keadaan ini bisa menciptakan ketidakpastian baru, terutama jika Teheran memutuskan untuk mempercepat pengayaan uranium dalam skala besar.