Erick Thohir Bongkar Kriteria Pelatih Ideal Timnas Indonesia, Tak Cukup Sekadar Nama Besar
- x.com
Pemecatan Kluivert tak hanya berdampak pada tim senior. Beberapa pelatih asal Belanda lain yang bertugas di level U-23 dan U-20, seperti Gerald Vanenburg dan Frank van Kempen, juga ikut terdampak perubahan arah kebijakan PSSI.
Filosofi dan Target Pelatih Baru Timnas Indonesia
Erick Thohir menegaskan, pelatih berikutnya harus memiliki visi jangka panjang yang selaras dengan arah pembangunan sepak bola nasional. Ia menekankan pentingnya pelatih yang tak hanya fokus pada hasil instan, tetapi juga membangun filosofi permainan di level senior hingga U-23.
“Pelatih yang saya wawancarai sudah tahu targetnya. Selain membawa tim ke Piala Dunia, mereka juga harus menanamkan filosofi sepak bola Indonesia yang berkarakter,” kata Erick.
Menurutnya, pelatih dengan reputasi besar pun harus punya ambisi pribadi untuk mencatat sejarah bersama Indonesia. Ia ingin memastikan pelatih yang datang tidak hanya menjadikan posisi itu sebagai pekerjaan, tetapi sebagai tantangan untuk membawa Garuda terbang lebih tinggi.
Asal Belanda Dinilai Masih Ideal, Tapi Tak Jadi Syarat Mutlak
Dalam keterangannya, Erick memang menyebut pelatih asal Belanda punya keunggulan tersendiri karena faktor historis dan kesamaan gaya bermain dengan pemain diaspora. Namun, ia menegaskan bahwa hal itu bukan menjadi syarat mutlak.
“Yang penting adalah kemampuan adaptasi. Kalau pelatih itu bisa memahami kultur kita dan bisa komunikasi baik, asalnya dari mana pun tidak masalah,” tegasnya.
Dengan pengalaman bekerja sama dengan pelatih dari berbagai negara, mulai dari Korea Selatan hingga Belanda, PSSI kini ingin mencari figur yang paling tepat — bukan sekadar populer, tapi benar-benar cocok secara filosofi dan karakter.
Kini, setelah pemecatan Kluivert, PSSI tengah dihadapkan pada keputusan besar: menentukan siapa sosok yang akan membawa Timnas Indonesia ke era baru. Erick Thohir dan jajaran pengurus dikabarkan sudah mengantongi beberapa nama pelatih, termasuk dari Eropa dan Asia.
Publik menunggu apakah PSSI akan kembali memilih pelatih dari Belanda, atau mencari figur baru yang lebih memahami kultur sepak bola Asia Tenggara.
Satu hal yang pasti, menurut Erick, pelatih ideal bukan yang sekadar punya CV mentereng, tetapi yang bisa memahami Indonesia — dari cara bermain, mentalitas, hingga karakter pemainnya.