Komentar Pedas Alex Pastoor Soal Target Timnas Indonesia ke Piala Dunia, Media Vietnam Ikut Sindir PSSI
- x.com
Gadget – Pernyataan mantan asisten pelatih Timnas Indonesia, Alex Pastoor, masih menjadi bahan perbincangan hangat, bukan hanya di Indonesia tetapi juga di luar negeri.
Media Vietnam, The Thao 247, ikut menyoroti komentarnya yang menyebut target PSSI untuk meloloskan Indonesia ke Piala Dunia 2026 sebagai sesuatu yang “tidak realistis”.
Menurut media Vietnam tersebut, ucapan Pastoor bukan sekadar kritik biasa, melainkan peringatan serius bagi PSSI agar tidak menetapkan ekspektasi yang terlalu tinggi di luar kemampuan tim nasional saat ini.
Komentar Jujur Alex Pastoor Usai Dipecat PSSI
Alex Pastoor resmi didepak dari jajaran pelatih Timnas Indonesia bersama Patrick Kluivert dan staf asal Belanda lainnya pada Kamis, 16 Oktober 2025.
Pemecatan itu menjadi buntut dari kegagalan skuad Garuda dalam Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia setelah kalah dari Arab Saudi dan Irak.
Dalam wawancara dengan media Belanda Voetbal International, Pastoor mengaku tidak terkejut kontraknya dihentikan hanya sembilan bulan setelah menjabat. Ia bahkan menyebut sejak awal sudah merasa bahwa target yang diberikan PSSI tidak masuk akal.
“Lolos ke Piala Dunia tentu akan luar biasa, tapi dengan peringkat FIFA 119, target itu tidak realistis, apalagi kita menghadapi tim seperti Arab Saudi dan Irak yang jauh lebih kuat,” ujar Pastoor.
Eks pelatih Almere City itu juga menambahkan bahwa sejak awal staf pelatih sudah menyepakati tiga sasaran strategis bersama PSSI. Salah satunya memang menembus Piala Dunia, tapi Pastoor menilai hal itu terlalu ambisius bila melihat kondisi sepak bola nasional saat ini.
Realita di Lapangan: Indonesia Belum Siap ke Level Dunia
Perkataan Pastoor terbukti di lapangan. Indonesia gagal melaju dari putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia setelah kalah tipis dari Arab Saudi (2-3) dan Irak (0-1).
Hasil tersebut memupus harapan besar PSSI yang sempat berharap pada keajaiban.
Pastoor menegaskan bahwa timnya sudah berusaha maksimal di setiap sesi latihan dan pertandingan. Namun, kualitas lawan serta keterbatasan skuad membuat hasil akhir sulit dihindari.
“Kami mencoba menjelaskan konsep dan strategi sebaik mungkin kepada pemain, tapi itu belum cukup untuk mengalahkan tim dengan pengalaman dan kualitas seperti Arab Saudi atau Irak,” tambahnya.