Shin Tae-yong Masih Sebut “Kami” Meski Gagal Lolos ke Piala Dunia 2026

Shin Tae‑yong
Sumber :
  • Ulsan HD

Gadget – Kegagalan Timnas Indonesia melangkah ke Piala Dunia 2026 rupanya masih menyisakan kesan mendalam bagi mantan pelatih, Shin Tae-yong. Meski sudah tidak lagi menjadi bagian dari skuad Garuda sejak hampir sepuluh bulan lalu, pelatih asal Korea Selatan itu tetap menyebut Timnas Indonesia dengan kata ganti “kami” dalam setiap komentarnya.

Eizar Jacob Tanjung, Bintang Muda Berdarah Indonesia-Australia Siap Tampil Ganas di Piala Dunia U-17

Timnas Indonesia memang harus mengakhiri langkahnya di putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 setelah menelan dua kekalahan beruntun. Pertama, Garuda takluk dari Arab Saudi dengan skor 2-3, lalu kembali tumbang 0-1 dari Irak. Dua hasil negatif itu membuat mimpi Indonesia menuju Piala Dunia kandas di tengah jalan.

Dalam wawancara bersama kanal YouTube Goalpost pada Selasa (21/10/2025), Shin Tae-yong mengaku masih merasa memiliki hubungan emosional dengan tim yang pernah ia besut selama beberapa tahun.

Media Inggris Heran: FIFA dan AFC Bungkam Soal Protes Indonesia atas Keuntungan Arab Saudi

“Ya tentu saya merasa sayang sekali, memang saya sudah bukan pelatih Timnas Indonesia, tapi saya sempat berpikir, kalau kami bisa persiapan sedikit lebih baik, mungkin bisa langsung lolos dari putaran ketiga,” ujar Shin Tae-yong.

Pernyataan itu langsung menarik perhatian publik karena ia masih menggunakan kata “kami”, seolah-olah dirinya masih menjadi bagian dari tim nasional.

Jurnalis Inggris Bongkar Dugaan Kecurangan FIFA-AFC, Timnas Indonesia Jadi Korban di Kualifikasi Piala Dunia 2026

Analisis Shin Tae-yong: Kelebihan dan Kekurangan Timnas Indonesia

Shin Tae-yong tak hanya berbicara soal rasa penyesalan, tapi juga memberikan analisis mendalam tentang performa Timnas Indonesia di bawah asuhan Patrick Kluivert. Menurutnya, Indonesia sebenarnya memiliki potensi besar untuk bersaing dengan tim-tim Asia lainnya, asalkan persiapan dilakukan lebih matang dan detail.

“Secara permainan, seharusnya mereka lebih detail mempersiapkannya. Misalnya bagaimana Irak bermain, mereka kuat di bagian apa, seharusnya itu disiapkan lebih matang,” kata pelatih yang juga pernah menangani Ulsan Hyundai tersebut.

Shin Tae-yong menilai bahwa masalah utama bukan terletak di lini belakang. Ia justru melihat kekurangan terbesar Timnas Indonesia ada di sektor penyerangan, di mana para pemain dinilai kurang berani dan masih minim tenaga untuk menembus pertahanan lawan.

“Sebenarnya lini pertahanan Indonesia tidak buruk sama sekali. Mungkin yang kurang di lini depan, perlu pemain-pemain yang lebih punya power. Kalau mereka lebih berani di depan, hasilnya pasti berbeda,” ucapnya.

Dengan analisis tersebut, Shin Tae-yong seolah ingin menunjukkan bahwa dirinya masih sangat peduli terhadap perkembangan sepak bola Indonesia, bahkan setelah tidak lagi duduk di kursi pelatih.


Rasa Memiliki yang Tak Hilang Meski Sudah Dipecat

Kedekatan emosional antara Shin Tae-yong dan Timnas Indonesia memang bukan hal baru. Selama masa kepelatihannya, pria asal Korea Selatan itu dikenal memiliki hubungan kuat dengan para pemain muda Garuda, baik dari sisi pembinaan maupun motivasi mental.

Meskipun kini posisinya sudah digantikan oleh Patrick Kluivert, Shin tak pernah terdengar mengeluarkan kritik pedas. Sebaliknya, ia masih sering menggunakan kata “kami” untuk menggambarkan perjuangan tim yang pernah ia bentuk.

“Karena sebenarnya kesempatan untuk lolos itu ada, tapi kami gagal memanfaatkannya. Itu yang paling saya sesali,” kata Shin Tae-yong dengan nada penuh penyesalan.

Kalimat itu memperlihatkan bahwa Shin masih merasa menjadi bagian dari perjalanan Timnas, walau secara resmi sudah tidak berstatus pelatih. Sikap ini mempertegas citra Shin sebagai pelatih yang meninggalkan warisan emosional dan profesionalisme di sepak bola Indonesia.


Optimisme Shin Tae-yong untuk Piala Dunia 2030

Meski gagal melangkah ke Piala Dunia 2026, Shin Tae-yong tetap menaruh harapan besar bagi Skuad Garuda di masa depan. Ia yakin, dengan persiapan yang lebih baik dan rencana jangka panjang yang konsisten, Indonesia bisa menembus Piala Dunia 2030.

“Padahal kesempatan tidak datang dua kali, tapi sekarang sepak bola Indonesia sedang dalam tren positif. Jadi kalau dipersiapkan sedikit lebih baik, saya percaya Indonesia bisa lolos ke Piala Dunia 2030,” tuturnya penuh keyakinan.

Ucapan tersebut menjadi bukti bahwa Shin Tae-yong masih menaruh harapan besar terhadap masa depan sepak bola Indonesia. Meskipun sudah tak lagi di pinggir lapangan, ia tetap menunjukkan semangat dan rasa memiliki yang jarang dimiliki oleh pelatih asing lainnya.


Pernyataan Shin Tae-yong tentang kegagalan Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026 bukan hanya sekadar komentar teknis, tetapi juga gambaran rasa cinta dan tanggung jawab moral yang masih melekat padanya. Dengan tetap menyebut “kami”, Shin menegaskan bahwa ikatan emosional antara dirinya dan sepak bola Indonesia belum sepenuhnya berakhir.

Ke depan, publik berharap optimisme Shin soal Piala Dunia 2030 dapat menjadi motivasi bagi PSSI dan generasi baru pemain Garuda untuk melangkah lebih jauh, bukan hanya di Asia, tapi juga di panggung dunia.

Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Anime, Game, Tech dan Berita lainnya setiap hari melalui social media Gadget VIVA. Ikuti kami di :
Instagram@gadgetvivacoid
FacebookGadget VIVA.co.id
X (Twitter)@gadgetvivacoid
Whatsapp ChannelGadget VIVA
Google NewsGadget