Erick Thohir Akui Timnas Indonesia Absen di FIFA Matchday November, Kena Sanksi FIFA? Ini Faktanya

Erick Thohir
Sumber :
  • x.com

Gadget – Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, memastikan bahwa Timnas Indonesia tidak akan turun berlaga pada FIFA Matchday November 2025. Keputusan ini bukan tanpa alasan. Menurut Erick, saat ini PSSI sedang fokus mencari pelatih baru usai pemecatan Patrick Kluivert, yang gagal membawa Indonesia lolos ke Piala Dunia 2026.

Media Inggris Heran: FIFA dan AFC Bungkam Soal Protes Indonesia atas Keuntungan Arab Saudi

Erick menegaskan bahwa PSSI tidak ingin terburu-buru menurunkan tim dengan pelatih sementara hanya demi memenuhi jadwal FIFA. Ia menilai penting bagi tim untuk memiliki arah yang jelas sebelum kembali bertanding di level internasional.

“Kalau kita belum punya pelatihnya, ya kita tidak bisa tergesa-gesa lakukan FIFA Matchday,” ujar Erick Thohir dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (24/10/2025).

Jurnalis Inggris Bongkar Dugaan Kecurangan FIFA-AFC, Timnas Indonesia Jadi Korban di Kualifikasi Piala Dunia 2026

Dalam situasi ini, PSSI memilih untuk memanfaatkan jendela FIFA tersebut bagi Timnas U-22 Indonesia. Tim asuhan Indra Sjafri tengah bersiap menghadapi SEA Games 2025 yang digelar pada Desember mendatang. Langkah ini dinilai sebagai bentuk efisiensi sekaligus persiapan jangka panjang untuk regenerasi pemain.

“FIFA Matchday kita prioritaskan untuk timnas U-23 Indonesia di bawah Indra Sjafri karena bulan Desember sudah SEA Games,” kata Indra Sjafri menambahkan.

Radja Nainggolan Akui Menyesal: “Saya Lebih Dihormati Jika Bermain untuk Indonesia”

Apakah Indonesia Kena Sanksi karena Absen di FIFA Matchday?

Pertanyaan yang banyak muncul kemudian adalah: apakah keputusan absen ini membuat Timnas Indonesia terancam sanksi FIFA?

Secara aturan resmi, FIFA tidak memberikan hukuman kepada negara mana pun yang tidak mengikuti FIFA Matchday. Agenda tersebut bukanlah kompetisi wajib, melainkan periode khusus yang disediakan FIFA agar tim nasional dapat menggelar pertandingan uji coba, laga resmi, atau kualifikasi turnamen internasional seperti Piala Dunia atau Piala Asia.

Artinya, setiap negara bebas menentukan apakah ingin memanfaatkan jendela tersebut atau tidak. Selama tidak ada pelanggaran terhadap aturan pelepasan pemain atau penolakan ikut serta dalam turnamen resmi FIFA, maka tidak akan ada sanksi administratif.

Namun, meskipun tidak ada sanksi langsung, dampak tidak langsungnya cukup besar dan dapat memengaruhi reputasi serta perkembangan tim nasional di kancah internasional.


Dampak Absen di FIFA Matchday untuk Indonesia

Walau tidak dihukum secara formal, keputusan untuk tidak bermain di FIFA Matchday memiliki sejumlah konsekuensi serius:

  1. Peringkat FIFA Bisa Merosot
    Poin peringkat FIFA dihitung dari hasil pertandingan yang diakui dalam kalender resmi. Jika Indonesia tidak bertanding, maka otomatis tidak mendapat tambahan poin. Sementara itu, negara lain yang aktif bertanding bisa terus menambah poin, sehingga posisi Indonesia bisa turun di klasemen dunia.

  2. Kesiapan Tim Menurun
    FIFA Matchday biasanya menjadi ajang bagi pelatih untuk mencoba formasi baru, menilai performa pemain muda, dan membangun kekompakan tim. Absen dari agenda ini berarti hilangnya kesempatan penting untuk mengevaluasi performa skuad Garuda sebelum turnamen besar.

  3. Kerugian Finansial dan Sponsor
    Laga internasional memiliki nilai ekonomi tinggi. Banyak sponsor dan stasiun televisi memanfaatkan momen ini untuk meningkatkan eksposur. Ketika Indonesia absen, potensi pemasukan dari sponsor, siaran, dan penjualan tiket juga ikut hilang.

  4. Penurunan Citra dan Kepercayaan Publik
    Federasi yang jarang tampil di FIFA Matchday bisa dianggap pasif oleh publik maupun mitra komersial. Hal ini dapat mengurangi minat sponsor dan menghambat program pengembangan tim nasional di masa depan.

Dengan berbagai dampak tersebut, federasi sepak bola di seluruh dunia umumnya berusaha memanfaatkan setiap jendela FIFA Matchday, bahkan hanya untuk menggelar laga uji coba internasional atau turnamen persahabatan.


PSSI Fokus Reorganisasi dan Rekrutmen Pelatih

Erick Thohir menegaskan bahwa absennya Timnas Indonesia kali ini bukan bentuk ketidaksiapan total, melainkan bagian dari strategi jangka menengah PSSI. Ia menyebut fokus utama saat ini adalah menemukan pelatih yang tepat agar Timnas bisa kembali tampil kompetitif di 2026 dan 2027.

Menurut Erick, proses pencarian pelatih baru melibatkan beberapa nama besar yang sudah diajak komunikasi. PSSI ingin memastikan pelatih yang datang punya filosofi permainan dan pendekatan pembinaan pemain yang sesuai dengan arah pengembangan sepak bola nasional.

“Kami tidak ingin asal menunjuk. Ini tentang masa depan Timnas. Jadi, lebih baik menunggu sebentar daripada salah langkah,” tegas Erick Thohir.

Sembari menunggu pelatih baru, Timnas U-22 akan mengambil peran di lapangan internasional. Selain SEA Games, tim muda ini juga dijadwalkan menjalani pemusatan latihan dan beberapa laga uji coba yang disesuaikan dengan jadwal FIFA Matchday November.


Secara resmi, FIFA tidak memberikan sanksi kepada Timnas Indonesia meski tidak mengikuti FIFA Matchday November 2025. Namun, keputusan tersebut tetap membawa konsekuensi strategis dan reputasional, mulai dari potensi penurunan peringkat FIFA, hilangnya peluang evaluasi pemain, hingga kerugian ekonomi bagi PSSI.

Karena itu, langkah PSSI untuk fokus mencari pelatih baru dan menyiapkan tim muda dinilai sebagai keputusan realistis di tengah masa transisi. Tantangan berikutnya adalah memastikan Timnas Indonesia segera kembali tampil di panggung internasional, dengan semangat baru dan arah yang lebih jelas.

Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Anime, Game, Tech dan Berita lainnya setiap hari melalui social media Gadget VIVA. Ikuti kami di :
Instagram@gadgetvivacoid
FacebookGadget VIVA.co.id
X (Twitter)@gadgetvivacoid
Whatsapp ChannelGadget VIVA
Google NewsGadget