El Clasico Memanas: Yamal Diserang, De Jong Langsung Pasang Badan
- AFP/OSCAR DEL POZO
Tak berhenti di situ, Thibaut Courtois juga sempat mendekati Yamal, namun langsung dicegah oleh rekan-rekannya. Puncak ketegangan terjadi saat Vinicius Junior—yang sebelumnya sempat menyindir Yamal dengan komentar “cuma bisa back pass”—menghampiri Yamal di lorong stadion dan nyaris terlibat adu jotos sebelum pihak keamanan mencegah eskalasi lebih lanjut.
Aksi ini dianggap sebagai balasan atas “psywar” Yamal sebelum laga. Namun, bagi Barcelona, respons Madrid terlalu jauh melampaui batas sportivitas.
Frenkie de Jong: “Mereka Harusnya Bicara, Bukan Menyerang!”
Dalam konferensi pers usai laga, Frenkie de Jong tidak hanya mengkritik performa timnya, tetapi juga mengecam keras sikap para pemain Real Madrid terhadap Yamal. Ia menegaskan bahwa Yamal tidak pernah secara eksplisit menuduh Madrid “mencuri”, apalagi menyerang integritas klub.
“Lagipula, itu bukan masalah besar. Saya tidak mendengar Lamine mengatakan bahwa Real Madrid mencuri secara langsung. Seseorang di tabel King’s League lainnya mengatakannya,” ujar mantan pemain Ajax itu, merujuk pada komentar yang mungkin disalahartikan atau diambil di luar konteks.
De Jong menilai bahwa komunikasi langsung—bukan konfrontasi emosional—adalah cara yang lebih dewasa menangani perbedaan pendapat antar pemain.
“Jika Anda punya masalah, bicaralah. Jangan menyerang anak berusia 18 tahun seperti itu. Ini sepak bola, bukan arena balas dendam.”
Kritik De Jong terhadap Performa Barcelona: “Kami Kurang Tajam”
Selain membela Yamal, De Jong juga memberikan analisis jujur terhadap kekalahan timnya. Ia mengakui bahwa Barcelona gagal memanfaatkan penguasaan bola dan terlalu pasif dalam menciptakan peluang bersih.
“Jika Anda tidak tajam, mereka akan menyerang Anda melalui serangan balik dan menciptakan bahaya. Kami perlu menciptakan peluang dan meningkatkan diri,” katanya.
Ia menambahkan bahwa meski Barcelona lebih dominan di babak kedua, ketiadaan finishing berkualitas membuat mereka gagal menekan gawang Thibaut Courtois secara efektif.
“Kami bersaing, tetapi itu tidak cukup. Di babak kedua kami lebih menguasai bola, tetapi kami kurang menciptakan bahaya dan peluang bersih.”