Radja Nainggolan Sindir Belgia, Akui Lebih Pilih Main untuk Timnas Indonesia Karena Rasa Hormat

Radja Nainggolan
Sumber :
  • ig/@bhayangkarafc

“Delapan belas tahun lalu, ketika saya pertama kali bermain untuk Belgia, saya rasa Indonesia belum seperti sekarang. Tapi kalau waktu bisa diputar, siapa tahu semuanya akan berbeda,” ujar Nainggolan dalam wawancara di Jakarta.

4 Pelatih Kelas Dunia yang Layak Tangani Timnas Indonesia, Nomor 2 dan 3 Pernah Juara di Inggris

Radja Nainggolan Masih Ingin Berkontribusi untuk Indonesia

Rafael Struick dan Ivar Jenner Siap Tampil, Media Vietnam Ragukan Peluang Timnas Indonesia di SEA Games 2025

Meski kini sudah pensiun dari sepak bola Eropa, Radja Nainggolan belum menutup pintu untuk kembali ke Indonesia. Ia mengaku masih memiliki rasa bangga yang besar terhadap Tanah Air asal ayahnya itu.

Mantan pemain Inter Milan tersebut membuka kemungkinan untuk mengabdi dalam bentuk lain, seperti menjadi pelatih, mentor pemain muda, atau duta sepak bola Indonesia di Eropa.

Kriteria Pelatih Baru Timnas Indonesia Terungkap, PSSI Tak Lagi Terpaku pada Asal Negara

Nainggolan percaya bahwa Indonesia sedang menuju era kebangkitan sepak bola dengan banyaknya pemain diaspora dan perkembangan liga lokal yang kian kompetitif. Ia menyebut langkah PSSI di bawah Erick Thohir sudah mengarah ke jalur yang benar dengan memperkuat pembinaan usia muda dan menjalin kerja sama internasional.

“Saya melihat sekarang ada semangat baru di Indonesia. Banyak pemain muda bagus, banyak akademi, dan antusiasme suporter yang luar biasa. Saya bangga dengan itu,” ucapnya.


Belgia Kehilangan Kesempatan Emas

Radja Nainggolan juga menilai bahwa Belgia telah kehilangan momen terbaik mereka. Generasi emas yang dihuni para pemain bintang kini sudah memasuki masa senja. Eden Hazard pensiun, Lukaku sering cedera, dan De Bruyne mulai menua.

Menurutnya, kegagalan meraih trofi pada masa itu tak hanya disebabkan oleh strategi Martinez, tapi juga karena tidak ada keberanian untuk mengambil risiko dalam permainan.

“Mereka punya potensi besar, tapi tidak ada karakter juara. Semua terlalu aman dan bergantung pada satu-dua pemain,” ujar Nainggolan.

Ia menambahkan bahwa sepak bola modern butuh pelatih yang berani, bukan hanya mengandalkan statistik atau analisis tanpa membaca situasi lapangan.


Sosok yang Menginspirasi Radja Nainggolan

Bagi Radja Nainggolan, keputusannya menghormati Indonesia tak lepas dari kenangan terhadap sang ayah yang berasal dari Tanah Batak. Walau tumbuh di Belgia, ia tetap membawa nilai-nilai disiplin dan kerendahan hati yang diajarkan keluarga.

Halaman Selanjutnya
img_title