Tato Napoli di Lengan, Kini Latih Juventus—Bagaimana Spalletti Hadapi Kontroversi?

Tato Napoli di Lengan, Kini Latih Juventus—Bagaimana Spalletti Hadapi Kontroversi?
Sumber :
  • eurosport

Gadget – Pada Kamis malam, 30 Oktober 2025, Juventus resmi mengumumkan Luciano Spalletti sebagai pelatih baru mereka—sebuah keputusan yang langsung memicu gelombang reaksi di dunia sepak bola Italia. Bukan hanya karena reputasinya sebagai pelatih tiga kali terbaik Serie A, tetapi juga karena tato logo Napoli yang melekat di lengan kirinya, simbol cinta yang kini justru menjadi sumber kontroversi.

Breaking News: Juventus Resmi Pecat Igor Tudor, Brambilla Naik Jadi Pelatih Sementara

Bagi banyak penggemar Partenopei, Spalletti adalah pahlawan yang membawa Napoli meraih scudetto pertama sejak era Diego Maradona pada musim 2022–2023. Ia pernah bersumpah tidak akan melatih klub lain selain Napoli. Namun kini, di usia 66 tahun, ia justru memimpin rival abadi—Juventus—dengan kontrak awal delapan bulan hingga Juni 2026, plus opsi perpanjangan hingga 2027 jika berhasil membawa Bianconeri lolos ke Liga Champions.

Artikel ini mengupas perjalanan emosional Spalletti dari Napoli ke Juventus, makna di balik tatonya, reaksi publik, serta tantangan besar yang menantinya di Turin.

Napoli Tundukkan Juventus 2-1! Anguissa dan Lukaku Bungkam Si Nyonya Tua

Kontrak Singkat dengan Taruhan Tinggi

Juventus tidak memberikan komitmen jangka panjang kepada Spalletti. Kontrak delapan bulan yang ditandatangani mencerminkan strategi “evaluasi ketat” oleh manajemen klub. Gaji sekitar 3 juta euro per tahun plus bonus memang menggiurkan, tetapi tekanan untuk sukses sangat besar.

Napoli Kalahkan Juventus 2-1! Anguissa: Tetap Solid dan Rendah Hati

Saat ini, Juventus berada di posisi ketujuh klasemen Serie A, tertinggal dari para pesaing utama seperti Inter Milan dan AC Milan. Performa tim di bawah Igor Tudor—pelatih interim sebelumnya—dianggap tidak konsisten. Spalletti datang bukan hanya untuk menstabilkan tim, tapi untuk mengembalikan Juventus ke puncak Eropa.

Debutnya akan berlangsung pada Sabtu, 1 November 2025, saat Juventus bertandang ke markas Cremonese. Seluruh mata akan tertuju pada bagaimana ia memulai babak baru dalam kariernya—di klub yang secara historis menjadi rival sengit Napoli.

Tato Napoli: Simbol Cinta atau Kesalahan Karier?

Salah satu elemen paling ikonik dari kisah Spalletti adalah tato logo Napoli di lengan kirinya. Desainnya mencakup:

  • Lambang klub berbentuk perisai
  • Angka “3”, yang melambangkan tiga gelar yang ia bawa untuk Napoli:
    • Scudetto Serie A 2022–2023
    • Coppa Italia 2022–2023
    • Supercoppa Italiana 2023

Dalam wawancara sebelumnya, Spalletti menyebut tato itu sebagai “janji abadi” kepada kota dan suporter Napoli. Ia bahkan pernah berkata:

“Saya tidak akan pernah melatih klub lain setelah ini.” 

Pernyataan itu kini terasa seperti ironi pahit. Bagi sebagian fans Napoli, keputusannya melatih Juventus dianggap pengkhianatan. Di media sosial, tagar seperti #SpallettiTraditore (Spalletti si pengkhianat) sempat viral.

Namun, tidak semua orang menyalahkannya. Banyak penggemar Juventus justru menyambutnya dengan hangat, meminta tanda tangan dan foto saat ia tiba di markas Continassa. Bahkan, ada yang bercanda memintanya menambahkan tato huruf “J” untuk melengkapi simbol barunya.

Reaksi Publik dan Tokoh Sepak Bola

Luciano Moggi (Mantan Manajer Umum Juventus):
“Ini hal bodoh klasik. Pelatih adalah profesional. Ia akan memberikan 100% untuk Juventus, seperti yang ia lakukan untuk Napoli.” 

Moggi menilai kontroversi tato berlebihan dan mengalihkan perhatian dari hal yang lebih penting: kemampuan taktis Spalletti.

Michele Criscitiello (Pemimpin Redaksi SportItalia):
“Menato logo klub adalah kesalahan besar. Anda tidak bisa bersumpah cinta abadi dalam dunia sepak bola—karena karier itu dinamis. Sekarang, bagaimana fans Juventus melihat Anda dengan tato Napoli?” 

Ia menyarankan agar Spalletti menghapus tato tersebut, yang biayanya diperkirakan antara 800 hingga 1.200 euro. Meski secara teknis mungkin, proses penghapusan tato memakan waktu berbulan-bulan dan bisa meninggalkan bekas.

Mengapa Juventus Memilih Spalletti?

Di tengah daftar kandidat seperti Thiago Motta, Simone Inzaghi, atau bahkan Antonio Conte, Juventus memilih Spalletti karena beberapa alasan strategis:

  • Pengalaman di Serie A: Ia telah melatih 9 klub sebelumnya, termasuk Roma dan Inter, dengan catatan taktis brilian.
  • Kemampuan membangun tim: Di Napoli, ia mengubah skuad muda menjadi juara dengan gaya menyerang yang elegan.
  • Ketersediaan instan: Setelah dipecat dari timnas Italia pada Juni 2025, ia bebas kontrak dan siap mulai segera.
  • Koneksi dengan pemain muda: Juventus sedang dalam masa transisi generasi, dan Spalletti dikenal piawai mengembangkan talenta muda.

Namun, tantangan terbesarnya bukan di lapangan—melainkan mengelola narasi emosional di sekitar dirinya.

Dari Napoli ke Juventus: Rivalitas yang Tak Bisa Diabaikan

Napoli dan Juventus bukan sekadar dua klub Serie A. Mereka mewakili dikotomi utara-selatan Italia—antara industri Turin dan semangat rakyat Napoli. Rivalitas ini diperparah oleh skandal Calciopoli 2006, di mana Juventus didiskualifikasi dan Napoli—yang saat itu di Serie C—merasa dikhianati oleh sistem.

Kini, melihat arsitek scudetto Napoli memimpin Juventus, bagi banyak tifosi Napoli terasa seperti penghinaan ganda.

Namun, dalam dunia sepak bola modern, loyalitas sering kali tunduk pada realitas profesional. Seperti yang dikatakan oleh pelatih legendaris Arrigo Sacchi:

“Sepak bola bukan tentang cinta abadi. Ini tentang tanggung jawab hari ini.” 

Apa yang Diharapkan dari Spalletti di Juventus?

Target jangka pendek sangat jelas:

  • Masuk empat besar Serie A
  • Lolos ke Liga Champions 2026–2027
  • Stabilkan performa tim di semua kompetisi

Jika ia berhasil, opsi perpanjangan kontrak hingga 2027 kemungkinan besar akan diaktifkan. Tapi jika gagal, karier kepelatihannya—yang sudah berlangsung 32 tahun—bisa berakhir dengan catatan pahit.

Yang menarik, Spalletti kini melatih klub kesepuluh dalam kariernya. Dari Empoli hingga Zenit St. Petersburg, dari Roma hingga timnas Italia—ia selalu meninggalkan jejak. Pertanyaannya: jejak seperti apa yang akan ia tinggalkan di Juventus?

Kesimpulan: Antara Tato dan Takdir

Luciano Spalletti berdiri di persimpangan unik dalam sejarah sepak bola Italia. Di satu sisi, ia adalah pahlawan Napoli yang diabadikan dalam tinta di kulitnya. Di sisi lain, ia kini menjadi harapan terakhir Juventus di masa transisi.

Tatonya mungkin tak bisa dihapus dalam semalam. Tapi yang bisa ia ubah adalah narasi melalui hasil di lapangan. Jika ia membawa Juventus kembali ke puncak, mungkin suatu hari nanti, fans Bianconeri akan memaafkan tato itu—atau bahkan menganggapnya sebagai simbol bahwa bahkan cinta bisa berubah demi kemenangan.

Sampai saat itu tiba, Spalletti harus membuktikan bahwa profesionalisme lebih kuat daripada simbol—dan bahwa di dunia sepak bola, masa depan selalu lebih penting daripada masa lalu.

Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Anime, Game, Tech dan Berita lainnya setiap hari melalui social media Gadget VIVA. Ikuti kami di :
Instagram@gadgetvivacoid
FacebookGadget VIVA.co.id
X (Twitter)@gadgetvivacoid
Whatsapp ChannelGadget VIVA
Google NewsGadget