Australia hingga Jepang Hadir! Konferensi Pro-Palestina di DPR RI Bikin Heboh Dunia
- live ilo
Negara Peserta yang Telah Dikonfirmasi:
Negara Berpenduduk Mayoritas Muslim:
- Malaysia
- Maladewa
Negara Berpenduduk Mayoritas Non-Muslim:
- Australia
- Selandia Baru
- Jepang
- Korea Selatan
- Filipina
- Singapura
- Sri Lanka
(Catatan: Daftar lengkap 19 negara belum dirilis publik secara rinci, tetapi 9 negara di atas telah disebutkan secara eksplisit oleh MUI.)
Keikutsertaan Sri Lanka—di mana komunitas Muslim sering mengalami diskriminasi—menjadi simbol kuat bahwa perjuangan untuk Palestina adalah perjuangan universal melawan ketidakadilan.
“Sri Lanka yang minoritas muslimnya sering ditindas masih semangat berjuang untuk Palestina. Jadi ini benar-benar semangat perjuangan,” ujar Bunyan dalam konferensi pers di Gedung MUI Pusat, Jakarta, Kamis (30/10/2025).
Mengapa Negara Non-Muslim Ikut Mendukung Palestina?
Kehadiran Australia, Jepang, dan Selandia Baru menunjukkan pergeseran penting dalam narasi global tentang Palestina. Isu ini tidak lagi dipandang semata-mata sebagai konflik Timur Tengah atau persoalan agama, melainkan sebagai uji tuntas bagi prinsip HAM, hukum internasional, dan keadilan global.
Beberapa faktor yang mendorong negara non-Muslim berpartisipasi:
- Tekanan Publik Domestik: Gerakan solidaritas pro-Palestina tumbuh pesat di kalangan masyarakat sipil Australia, Jepang, dan Korea Selatan.
- Prinsip Kebijakan Luar Negeri: Negara seperti Selandia Baru dikenal konsisten mendukung resolusi PBB dan hukum internasional.
- Keseimbangan Geopolitik: Partisipasi mereka juga bisa dibaca sebagai upaya menjaga keseimbangan dalam hubungan dengan dunia Muslim, terutama di kawasan Asia Tenggara dan Pasifik Selatan.
Bagi Indonesia, kehadiran mereka adalah kemenangan diplomasi lunak—bukti bahwa narasi kemanusiaan bisa menyatukan bangsa-bangsa yang berbeda latar belakang.
Konferensi Mandiri: Tanpa Dana Asing, Tapi Penuh Komitmen
Salah satu aspek paling mencolok dari konferensi ini adalah prinsip kemandirian. Bunyan menegaskan bahwa semua delegasi datang dengan biaya sendiri.
“Kita mengundang negara-negara Asia Pasifik dengan biaya sendiri. Dalam surat undangan sudah kita sampaikan bahwa kita tidak menanggung tiket maupun hotel,” ujarnya.
Fakta bahwa 19 negara tetap hadir meski harus menanggung sendiri biaya perjalanan dan akomodasi menjadi bukti kuat komitmen moral dan politik mereka terhadap isu Palestina. Ini bukan sekadar formalitas diplomatik—melainkan aksi nyata solidaritas.