KKB Serang Kompleks Ruko Yahukimo, Warga Ketakutan, Aparat Siaga Penuh
- illustrasi
Aksi Cepat Aparat Gabungan
Tak lama setelah kejadian, laporan warga segera ditindaklanjuti oleh aparat gabungan. Personel Satgas Operasi Damai Cartenz bersama Polres Yahukimo dan Brimob Kompi 3 langsung menuju lokasi untuk melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP).
Petugas juga melakukan penyisiran di sekitar kompleks ruko dan kawasan sekitarnya untuk memastikan tidak ada ancaman lanjutan. Hingga malam hari, situasi dilaporkan mulai kondusif, meskipun penjagaan tetap diperketat.
Brigjen Faizal menegaskan bahwa langkah cepat ini dilakukan untuk mencegah potensi serangan susulan serta memberikan rasa aman bagi masyarakat. Ia juga mengimbau warga untuk tetap tenang dan segera melapor jika melihat aktivitas mencurigakan.
KKB Yahukimo, Kelompok yang Kerap Berulah
Wilayah Yahukimo dikenal sebagai salah satu daerah yang masih sering menjadi target gangguan KKB. Dalam beberapa tahun terakhir, kelompok ini terlibat dalam sejumlah aksi kekerasan, mulai dari penembakan aparat hingga pembakaran fasilitas umum.
Salah satu tokoh KKB yang cukup dikenal di wilayah ini adalah Dugwi Kogoya, yang sebelumnya terlibat dalam penyerangan terhadap anggota Polres Lanny Jaya. Aparat keamanan telah menempatkan kelompok ini dalam daftar prioritas penindakan karena aksi-aksi brutalnya yang mengancam keselamatan warga sipil.
Dengan intensitas gangguan yang terus terjadi, aparat kini memperketat pengawasan di beberapa titik strategis, terutama di sekitar kawasan pertokoan, bandara, dan kantor pemerintahan.
Komitmen Menjaga Keamanan Papua
Operasi Damai Cartenz 2025 merupakan salah satu upaya strategis pemerintah dalam menjaga stabilitas keamanan di Papua. Operasi ini tidak hanya berfokus pada tindakan represif, tetapi juga mengedepankan pendekatan humanis melalui pembinaan dan dialog dengan masyarakat lokal.
Faizal menuturkan, keamanan dan kesejahteraan warga Papua merupakan prioritas utama. Oleh karena itu, operasi ini diharapkan mampu memulihkan kepercayaan masyarakat terhadap negara serta mempersempit ruang gerak kelompok separatis.
Selain patroli rutin, aparat juga bekerja sama dengan pemerintah daerah dan tokoh adat untuk memperkuat sistem deteksi dini terhadap potensi gangguan keamanan. Langkah kolaboratif ini menjadi kunci dalam mencegah aksi-aksi teror yang dapat mengganggu ketenangan masyarakat.
 
	         
             
           
              
     
              
     
              
     
              
     
              
     
              
     
     
     
     
     
                   
                   
                   
                   
                   
    