Erupsi Malam Hari, Gunung Semeru Keluarkan 127 Letusan dalam 24 Jam
- BPBD Lumajang
Meski demikian, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Lumajang, Yudhi Cahyono, menegaskan bahwa aktivitas ini masih sesuai dengan status Waspada (Level II).
“Laporan dampak tidak ada. Status Gunung Semeru sampai saat ini masih Level II atau Waspada,” ujarnya melalui sambungan telepon pada Selasa, 28 Oktober 2025—sehari sebelum peningkatan aktivitas mencapai puncaknya.
Zonasi Bahaya: Radius 13 Kilometer Masih Rawan
Meski pemukiman terdekat berada sekitar 8 kilometer dari puncak, dan jarak luncur lava pijar terjauh (2,5 km) belum mencapai permukiman, otoritas tetap menetapkan zona larangan ketat sebagai langkah antisipasi.
Rekomendasi Resmi BPBD Lumajang:
- Dilarang beraktivitas di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan hingga radius 8 km dari puncak.
- Dilarang mendekati sungai di sepanjang alur Besuk Kobokan dalam jarak 500 meter dari tepi sungai.
- Waspada potensi banjir lahar hingga 13 km dari puncak, terutama saat hujan lebat.
Alasan larangan ini sangat kritis: hujan deras yang kerap mengguyur kawasan Semeru dapat mencampur material vulkanik di lereng gunung, membentuk lahar dingin yang mengalir cepat dan merusak.
“Waspada terhadap potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru,” tegas Yudhi.
Koordinasi Pemantauan: Dari Pos Sawur hingga Kamera BPBD
Pemantauan aktivitas Semeru dilakukan secara terpadu oleh dua entitas utama:
- PPGA Semeru di Gunung Sawur – fokus pada data seismik, deformasi, dan visual kawah.
- Pos Pantau BPBD Curah Kobokan – memantau kondisi lapangan, alur lahar, dan keselamatan masyarakat.
Koordinator Pos Pantau BPBD Curah Kobokan, Sugiyono, menegaskan bahwa tidak ada ancaman langsung terhadap permukiman:
“Masih jauh dari pemukiman, jadi aman. Warga tidak perlu panik.”
Namun, ia mengingatkan pentingnya kewaspadaan kolektif, terutama bagi penambang pasir, petani, atau wisatawan yang kerap memasuki zona rawan.
Mengapa Status Tidak Dinaikkan ke Siaga (Level III)?
Meski aktivitas meningkat, status Semeru tetap di Level II (Waspada) karena:
- Tidak ada peningkatan signifikan pada parameter geofisika seperti gempa vulkanik dalam atau tremor harmonik.
- Guguran lava masih bersifat lokal dan tidak disertai ledakan besar.
- Tidak ada deformasi permukaan yang menunjukkan akumulasi magma besar di dangkal.